Lompat ke konten

Bedah Buku

Penggugat Persoalkan Berita Harus Menggunakan Hak Jawab

    Kuasa hukum penggugat dalam perkara gugatan perdata terhadap harian Seputar Indonesia mempertanyakan pemberitaan pertemuan pimpinan lembaga tinggi negara yang menanggapi kasus dugaan tindak pidana perjudian dengan tersangka Raymond Teddy Horhoruw. Pertanyaan itu terlontar dalam sidang yang dipimpin ketua majelis hakim Sugeng Riyono di Pengadilan Negeri (PN) Jakarta Pusat, Senin (10/5). Togar M Nero, penasihat hukum Raymond (penggugat), bertanya kepada ahli Atmakusumah Astraatmadja, apakah pemberitaan pertemuan pimpinan lembaga tinggi negara yang membicarakan salah satu masalah terkait dengan kasus Raymond etis atau tidak. Atmakusumah mengungkapkan, pemberitaan itu tak ada hubungan dengan masalah etis atau tidak. Pemberitaan lebih terkait masalah kebijakan atau keputusan redaksi. Ia mengakui, dirinya belum membaca berita itu. Seperti diberitakan,… Selengkapnya »Penggugat Persoalkan Berita Harus Menggunakan Hak Jawab

    Produktif Menulis Akan Meningkatkan Daya Ingat

      Kebahagiaan dan rasa syukur begitu terpancar di wajah Rosihan Anwar dan keluarga, Senin (10/5) malam di Hotel Santika, Jakarta. Puluhan tamu juga turut berbahagia dan memberikan ucapan selamat. Malam itu, ada dua acara sekaligus. ”Peringatan hari ulang tahun yang ke-88 tahun atau sebelas windu. Di samping itu, ulang tahun ke-63 pernikahan saya dengan Siti Zuraida binti Sanawi (86), asal Betawi,” kata Rosihan Anwar. Dipandu August Parengkuan, sebagai pemrakarsa acara, ulang tahun ditandai peluncuran buku Napak Tilas ke Belanda (Penerbit Buku Kompas, Mei 2024) yang kemudian diserahkan kepada 8 kerabat dekat perempuan dan 8 kerabat dekat laki-laki. Pemimpin Umum Harian Kompas Jakob Oetama mengatakan, produktif adalah salah satu sosok Rosihan. Produktivitasnya… Selengkapnya »Produktif Menulis Akan Meningkatkan Daya Ingat

      Pandoe Sang Wartawan Otodidak

        Genap berusia 80 tahun pada Senin (10/5), wartawan tiga zaman Marthias Duksy Pandoe, Sabtu di Ballroom Gedung Penerbitan Kompas, Jalan Palmerah Barat, Jakarta, meluncurkan buku Jernih Melihat Cermat Mencatat (Editor Julius Pour, Penerbit Buku Kompas, Mei 2024). Wartawan senior yang sudah pensiun dari Kompas itu tak ingin berhenti menulis. Banyak keteladanan yang patut ditiru wartawan muda. ”Menulis untuk terhindar dari kepikunan,” ujar Marthias Dusky Pandoe. ”Saya menulis sampai di usia senja, tantangan bagi generasi muda untuk lebih produktif di usia muda. Saya menjadi wartawan tanpa ijazah. Ini tantangan bagi mereka yang mengantongi ijazah perguruan tinggi, lebih-lebih jurusan jurnalistik, publistik, komunikasi massa.” Peluncuran buku kedua Pandoe setelah yang pertama, A Nan… Selengkapnya »Pandoe Sang Wartawan Otodidak

        Biografi Memoir Probosutejo Diterbitkan dan Bila Semua Ditulis Bakal Banyak Yang Masuk Penjara

          Jika semua ditulis, ada ketua partai ditangkap.” Demikian komentar Sri Edi Swasono, mantan Ketua Umum Dewan Koperasi Indonesia, menanggapi buku Memoar Romantika Probosutedjo, Saya dan Mas Harto, Sabtu (1/5) di Jakarta. Hari itu, Sri Edi menjadi salah satu pembicara dalam peluncuran buku Probosutedjo yang ditulis Alberthiene Endah. Sejumlah informasi baru diungkap dalam buku setebal 681 halaman yang diterbitkan Gramedia Pustaka Utama, Jakarta, ini. Misalnya tentang Probosutedjo yang satu ibu dengan mantan Presiden Soeharto. ”Saya lahir dari pernikahan ayah saya dengan ibunya Mas Harto. Namun, sebelum menikah dengan ayah saya, ibu sudah punya anak, yaitu Mas Harto,” kata Probosutedjo. Ia melanjutkan, ”Sejak umur 15 tahun, saya panggil Mas Harto. Demikian juga… Selengkapnya »Biografi Memoir Probosutejo Diterbitkan dan Bila Semua Ditulis Bakal Banyak Yang Masuk Penjara

          Memahami Ulang Islam Di Jawa

            Trikotomi priayi-abangan-santri Clifford Geertz yang amat digdaya dalam ranah akademik itu kini kembali dipersoalkan. Melalui bukunya, Bambang Pranowo mengurai ketidakmemadaian trikotomi Geertz dalam memahami Islam Jawa saat ini. Ketidaktepatan trikotomi Geertz itu semula tampak pada saat penulis buku ini melihat sosok ayahnya. Ditinjau dari sisi sosial, ayahnya termasuk ke dalam kategori priayi karena ia tercatat sebagai pegawai pemerintahan. Dalam perjalanan hidupnya, ia mampu menunaikan ibadah haji. Dengan kondisinya itu, layak ia dimasukkan sebagai kaum santri. Menjadi lebih kompleks lagi, apabila melihat ke dalam keseharian dunia ayahnya. Tampak sekali ayahnya gandrung akan wayang, salah satu kesenian orang abangan. Dari sini sang penulis buku bingung memasukkan ayahnya ke dalam kategori mana: priayi,… Selengkapnya »Memahami Ulang Islam Di Jawa

            Buku Kepulauan Rempah Rempah

              Mohammad Hatta dalam ”Memoir” (1979) mengutip ulang ungkapan kondang yang kerap diucapkan seorang guru ilmu bumi bernama Van der Veen kepada anak-anak sekolah di Sumatera pada awal abad XX: ”Molukken is het verleden, Java is het heden en Sumatra is de toekomst”. Ungkapan yang berarti ”Maluku masa lalu, Jawa masa sekarang, dan Sumatera masa datang” itu dimaksudkan untuk menjelaskan ulah kolonial dalam mengeruk pelbagai kekayaan melimpah di Nusantara. Maluku merupakan urutan pertama dalam urusan pengerukan rempah-rempah dalam masa awal kolonialisme. Sejarah Maluku sebagai kepulauan rempah-rempah memang mengandung catatan luka dan impian tak terbayangkan. Negeri-negeri Eropa bertualang dan bersaing ketat untuk memburu rempah-rempah. Maluku yang kaya rempah-rempah itu cepat terkuras oleh… Selengkapnya »Buku Kepulauan Rempah Rempah

              Cerita Asyik Dari Bob Sick

                Bob Yudhita Agung alias Bob Sick (39) berpameran tunggal dengan tajuk ”Bobvarium” di Srisasanti Arthouse, Kemang, Jakarta Selatan, 26 Mei-26 Juni. Sebagaimana pameran-pameran sebelumnya, sebenarnya sosok Bob—dengan segala cerita dan caranya memandang hidup—terasa lebih mengasyikkan ketimbang lukisannya. Bagaimana bisa? Kami ngobrol dengan Bob di Srisasanti Arthouse, beberapa saat sebelum pameran. Sosok lelaki ini nyaris tak berubah: tubuh penuh tato, terkesan ringkih, tapi penuh spontanitas dalam melihat kenyataan. Pandangannya kerap mengejutkan. Malam itu, sekitar pukul 22.00, Bob melukis. Dia memang selalu senang melukis. Wajahnya berbinar saat menghadapi kanvas kosong, beberapa botol cat, serta air dalam gelas plastik. Dia colek cat hitam dengan kuas dan menggoreskannya pada kanvas. Setelah corat-coret sana-sini, terbentuklah… Selengkapnya »Cerita Asyik Dari Bob Sick

                Ashadi Siregar, Guru Kehidupan Banyak Tokoh

                  Ashadi Siregar, nama yang melegenda selama beberapa dasawarsa, Kamis (29/7) malam di Auditorium TVRI Pusat, Jakarta, benar-benar dikubak (dibedah) habis oleh kolega dan orang-orang yang pernah berguru kepadanya. Dalam acara Bincang-bincang Malam bertajuk ”Dari Kampus Biru Memperadabkan Publik” yang isinya adalah membedah buku Ashadi Siregar: Penjaga Akal Sehat dari Kampus Biru yang diluncurkan semalam, tiga nama sumber, Pemimpin Redaksi Prisma Daniel Dhakidae, Direktur Yayasan SET Garin Nugroho, dan budayawan Emha Ainun Nadjib, mengakui kehebatan Ashadi Siregar. Dipandu anggota Dewan Pers Agus Sudibyo, Dhaniel mengatakan sempat mempertanyakan kenapa pada judul buku ada kata penjaga akal sehat…, ”Padahal pekerjaan kami dulu merusak akal sehat. Tak pernah bermimpi dan berniat menjaga akal sehat.… Selengkapnya »Ashadi Siregar, Guru Kehidupan Banyak Tokoh

                  Perempuan Bisa Jauh Lebih Beringas Dari Laki Laki

                    Tak benar jika wanita disebut makhluk lemah. Dalam kondisi putus asa dan teraniaya, wanita bisa lebih garang dibandingkan dengan kaum pria. Contohnya Lilis Suryani (41), warga Desa Teluk Kemang, Sungai Lilin, Kabupaten Musi Banyuasin, Sumatera Selatan. Suaminya, Asarudin (46), mati oleh pisau yang dihunjamkan Lilis, Selasa (27/7). Kekerasan bertubi-tubi yang dialami Lilis membuat perempuan paruh baya itu menempuh jalan pintas untuk keluar dari penderitaannya. Jalan satu-satunya untuk lepas dari suami yang ringan tangan adalah menghabisi nyawa lelaki tersebut. Kesabaran Lilis habis ketika suaminya yang bekerja sebagai pencari ikan itu marah-marah dan memukulnya pada Selasa dini hari. Saat itu pula Lilis mengambil sebilah pisau dan menusukkannya ke tubuh suaminya. Asarudin tewas… Selengkapnya »Perempuan Bisa Jauh Lebih Beringas Dari Laki Laki

                    Ringkasan Buku Terbaru Babeh Duka Anak Jalanan

                      Ohh…. Babeh Ia punya nama asli Baekuni. Kini usianya 49 tahun. Akan tetapi, lelaki tanpa penghasilan tetap itu dikenal dengan nama Babeh. Tahun lalu, sepak terjang Babeh menghiasi berita surat kabar setelah ia terungkap menyodomi kemudian membunuh sejumlah anak di Jakarta. Oleh wartawan Kompas, Windoro Adi, dan seorang perwira polisi Nico Afinta, perjalanan hidup sekaligus ”praktik” Babeh dikupas lebih jauh dalam buku terbitan Arsip Metro dengan judul Babeh Duka Anak Jalanan. Disebutkan, pada usia 12 tahun Babeh kabur dari rumahnya di Magelang, Jawa Tengah. Ia kemudian menggelandang di Lapangan Banteng, Jakarta, hingga suatu malam ia menjadi korban sodomi. Dikepung rasa takut oleh todongan pisau, Babeh yang kala itu berprofesi sebagai… Selengkapnya »Ringkasan Buku Terbaru Babeh Duka Anak Jalanan