• Judul: Sahabat Lama, Era Baru: 60 Tahun Pasang Surut Hubungan Indonesia-Rusia • Penulis: Tomi Lebang • Penerbit: PT Gramedia Widiasarana Indonesia, 2024 • Tebal: xx + 180 halaman • ISBN: 978-979-081-287-1
Pascaperistiwa G30S/PKI pada 1965 dan dimulainya rezim Orde Baru mengawali ”musim gugur” berkepanjangan bagi persahabatan Indonesia-Rusia kendati tak sampai putus. Banyak orang Rusia yang diminta kembali ke negaranya. Sebaliknya, mahasiswa Indonesia di Rusia tidak diizinkan kembali ke Tanah Air. Perpisahan terasa panjang mengingat sejarah hubungan kedua negara itu begitu dekat.
Sebagai contoh adalah besarnya perhatian Rusia terhadap proses kemerdekaan Indonesia. Pada kurun 1945-1947, Rusia memelopori gerakan yang mengecam rencana Belanda yang ingin kembali menjajah Indonesia. Kemudian disusul pengakuannya secara de facto atas kemerdekaan Indonesia pada 1948, dan secara de jure pada 3 Februari 1950, sekaligus usulan membuka hubungan diplomatik. Puncak kedekatan relasi ini adalah kunjungan Presiden Soekarno pada 1956. Dikisahkan soal Central Mosque di kota St Petersburg yang difungsikan kembali menjadi masjid atas permintaan Soekarno. Gedung berkubah biru dengan arsitektur Asia Tengah itu tadinya digunakan sebagai gudang.
Jatuhnya rezim Orba menandai datangnya ”musim semi” bagi keduanya. Pulihnya hubungan ditandai kunjungan Presiden Megawati ke Rusia pada 2003 dan kunjungan Presiden Yudhoyono pada 2006. Disusul kedatangan Presiden Vladimir Putin ke Indonesia pada 2007 disertai rombongan investor yang turut mendorong kerja sama ekonomi kedua negara.