Lompat ke konten

Buku Baru: Sejarah Arsitektur dan Perkotaan di Indonesia

• Judul: The Appearances of Memory: Mnemonic Practices of Architecture and Urban Form in Indonesia
• Penulis: Abidin Kusno
• Penerbit: Duke University Press, 2024
• Tebal: xv + 332 halaman
• ISBN: 978-0-8223-4647-0

Pembangunan arsitektur kota tidak luput dari campur tangan kebijakan pemerintah setempat. Kota tidak hanya dipandang sebagai sebuah lingkungan fisik, tetapi juga mencerminkan budaya politik yang berkembang saat itu. Pertumbuhan sebuah kota dapat menjadi pengingat akan praktik pemerintahan, baik masa lalu, saat ini, maupun masa depan.

Pakar sejarah arsitektur dan perkotaan yang juga Associate Professor pada University of British Columbia, Kanada, mengulasnya dalam publikasi ini. Dia membahas hubungan antara pembangunan lingkungan fisik dan kesadaran politik di Indonesia selama pemerintahan kolonial dan pasca-kolonial.

Perkembangan arsitektur masa kolonial menyoroti persoalan simbolisme perkotaan dan radikalisme populer. Diperlihatkan bagaimana struktur kolonial, seperti rel kereta dan bangunan komersial, membentuk sebuah peta baru kota-kota di Jawa pada awal abad ke-20. Sementara kegiatan belanja di pasar, yang mulai dikenal sekitar 1930-an, memunculkan kebutuhan baru penambahan lahan. Pengadaan lokasi untuk pasar kemudian dikoordinasikan dengan bangunan fasilitas umum lainnya. Estetika kampung baru pun bermula dari sini.

Selanjutnya, pada masa pasca-kolonial teramati, antara lain, persoalan pembangunan kembali kawasan Glodok yang hancur akibat peristiwa Mei 1998.