Lompat ke konten

Buku Sekolah

Mendaki Gobang untuk Berbagi Buku Sekolah

    Waktu menunjukkan pukul 7.00 pagi hari Sabtu (31/7). Udara pagi yang sejuk masih terasa menusuk badan, tetapi orang-orang yang biasa bersepeda di trek offroad Jalur Pipa Gas sudah banyak yang berkumpul di sekitar Warung Mpok Cafe. Sebagian dari mereka yang berjumlah 30 orang itu sudah bersiap-siap untuk bersepeda ke daerah terpencil di kawasan Gobang, Kabupaten Bogor, Jawa Barat. Jarak tempuh BSD Serpong-Gobang pergi pulang sekitar 90 kilometer. Namun, sebagian perjalanan yang dilalui penuh dengan siksaan tanjakan, melewati jalan setapak perkampungan penduduk, tegalan sawah, dan ladang pertanian. Meski demikian, hamparan padi yang menguning serta gemercik air sungai yang bening mengiringi niat hati kami—para pesepeda—untuk berbagi dengan masyarakat Gobang, terutama anak-anak sekolah… Selengkapnya »Mendaki Gobang untuk Berbagi Buku Sekolah

    Buku Sekolah Masih Memberatkan Siswa

      Pengeluaran untuk pembelian buku teks pelajaran di sekolah-sekolah masih dirasakan berat oleh masyarakat. Padahal, pemerintah sudah mencanangkan program buku murah lewat proyek buku sekolah elektronik yang bisa diunduh secara gratis untuk meringankan siswa. Berdasarkan informasi yang dihimpun dari sejumlah siswa dan orangtua, Sabtu (7/8), ternyata masih banyak sekolah yang lebih memilih buku teks pelajaran dari penerbit buku sekolah. Di sebuah SMA negeri di Jakarta, seorang siswa baru, Kila (15), mengatakan, pengeluaran untuk buku pelajaran kelas I mencapai Rp 850.000. ”Buku sekolahnya dari beberapa penerbit. Siswa membeli dari sekolah. Tidak tahu apakah nanti semester II harus membeli lagi,” ujar Kila. Dia mengatakan, tidak ada buku versi buku sekolah elektronik (BSE) yang… Selengkapnya »Buku Sekolah Masih Memberatkan Siswa

      Cara Menulis Buku Pelajaran Sejarah Perlu Lebih Humanis

        Buku teks pelajaran sejarah perlu ditulis secara humanis. Pendekatan peristiwa sejarah dari sisi salah dan benar seperti yang selama ini berlaku dapat menimbulkan stigmatisasi pada kelompok tertentu. Peneliti politik dan kekerasan sekaligus penulis buku Ladang Hitam di Pulau Dewata, I Ngurah Suryawan, mengatakan, pendekatan peran salah dan benar selalu digunakan pada penulisan peristiwa Gerakan 30 September 1965 (G30S) di buku-buku pelajaran sejarah. Penumpas gerakan adalah pahlawan, sedangkan Partai Komunis Indonesia adalah kambing hitam. ”Pembantaian massal dan pengasingan ribuan orang yang dianggap terkait partai itu ke Pulau Buru tanpa proses peradilan sangat sedikit dicantumkan,” katanya dalam diskusi buku ”Kuasa Stigma dan Represi Ingatan” yang diadakan Pusat Sejarah dan Etika Politik Universitas… Selengkapnya »Cara Menulis Buku Pelajaran Sejarah Perlu Lebih Humanis

        Program Buku Murah Memerlukan Bantuan Pemerintah Daerah

          Program buku murah bisa menjadi kenyataan kalau pemerintah daerah berani berinvestasi sekitar Rp 3 miliar untuk pengadaan mesin cetak. Keluhan soal mahalnya harga buku selama ini antara lain karena besarnya biaya distribusi buku oleh penerbit yang umumnya terpusat di Pulau Jawa. ”Jika ada percetakan di daerah, biaya distribusi bisa ditekan,” kata Direktur Polimedia Bambang Wasito Adi pada jumpa pers Indonesia Book Fair, Selasa (21/9) di Jakarta. Bambang menjelaskan, saat ini ada sekitar 60 juta siswa dan 12 juta mahasiswa yang selama ini menjadi konsumen buku. Kalau setiap daerah punya mesin cetak, buku-buku keperluan siswa bisa dicetak dengan harga yang lebih murah. Ketua Umum Ikatan Penerbit Indonesia (Ikapi) Setia Dharma Madjid… Selengkapnya »Program Buku Murah Memerlukan Bantuan Pemerintah Daerah

          A Journey Buku Terbaru Tony Blair

            Massa demonstran antiperang mencemooh dan menghujani mantan Perdana Menteri Inggris Tony Blair dengan telur dan sepatu pada acara promosi buku memoarnya di Dublin, Irlandia, Sabtu (4/9). Saat yang sama, ratusan orang mengantre meminta Blair menandatangani bukunya yang mereka beli. Insiden untuk mempermalukan Blair terjadi ketika ia baru saja keluar dari sebuah mobil BMW di luar toko buku Easons di Jalan O’Connel, Dublin. Ia berada di kota itu terkait acara penandatanganan publik pertama untuk buku memoarnya berjudul A Journey. Buku terbarunya itu laris manis, tetapi telah membuat marah para penentang kebijakannya, khususnya terkait dengan invasi militer ke Irak tahun 2003. Sekitar 200 aktivis antiperang meneriaki Blair dengan kata-kata ”tangannya berlumuran darah”.… Selengkapnya »A Journey Buku Terbaru Tony Blair

            Kualitas Buku Pelajaran Sekolah Masih Rendah

              Kualitas buku teks pelajaran masih terbilang rendah. Buku pelajaran menyajikan materi yang terlalu padat dan penyajiannya kurang sesuai dengan pola pikir anak. Hal itu terungkap dalam pemaparan hasil penelitian buku teks pelajaran sekolah dasar Kelas I dan V yang dilaksanakan oleh Institute of Education Reform (IER), Senin (22/12). Terdapat 17 buku pelajaran SD kelas I dan kelas V yang diteliti. Direktur IER Utomo Dananjaya mengatakan, standar isi dan standar kompetensi lulus menjadi dasar penyusunan buku teks pelajaran. Semua buku pelajaran yang diteliti tersebut dibuka oleh daftar isi dengan substansi standar kompetensi kelulusan. Setiap bab dimulai dengan standar kompetensi dan kompetensi dasar mata pelajaran. Namun, pengembangannya menjadi buku teks pelajaran sangat… Selengkapnya »Kualitas Buku Pelajaran Sekolah Masih Rendah

              Pemulung Buku Kelas Berat

                RUMAH besar dan asri ternyata masih belum membuat nyaman Marissa Haque Fawzi, 46 tahun. “Buku-buku saya masih terserak di banyak ruangan,” ujar mantan bintang film yang kini bergiat sebagai politikus Partai Persatuan Pembangunan itu. Sebetulnya calon doktor ilmu lingkungan Institut Pertanian Bogor ini bukan tak punya perpustakaan pribadi. Tempat itu sudah sesak. Ruang keluarga di lantai 2 rumahnya, yang berhadapan dengan kedua kamar putrinya, pun sudah disulap Marissa menjadi perpustakaan terbuka. Eh, masih belum cukup juga. Walhasil, satu kamar tidur untuk tamu di lantai bawah pun harus dititipi tumpukan buku. Selesai? Tunggu dulu! “Coba lihat kamar tidurku,” katanya sembari menunjukkan ruang pribadinya itu kepada Tempo, Jumat pekan lalu. Astaga, di… Selengkapnya »Pemulung Buku Kelas Berat

                Komunitas Muda Pecinta dan Penggemar Komik

                  Acara ”MuDA Creativity”, selain ada ”MuDA Musikustix”, juga ada workshop komik yang diikutin sama putih abu-abuers dan komunitas komik Bandung. Dengan pembicara dua kartunis dari papa Kompas, Jitet Koestana dan Didie SW, juga Mas Rendra M Ridwan dari sekolah komik Pipilaka Bandung, kita nggak cuma dengerin mereka ngomong doang, tetapi juga ada aksi ngegambar bareng. Pas acara ngobrol, banyak yang nanyain, gimana nih nasib komik-komik asli Bandung yang sekarang kedengarannya cuma sayup-sayup. Emang sih, masalah pemasaran tuh jadi satu masalah tersendiri, selain soal bikin gambarnya. Wah, jadi sedih emang kalo ngomongin nasib komik kita ya. Selesai sesi ngobrol alias tanya jawab, pembawa acaranya, Sherry Lauda dan Zefri Al Faruqy dari… Selengkapnya »Komunitas Muda Pecinta dan Penggemar Komik

                  Awas Mafia Buku Sekolah Gentayangan Dimana Mana

                    Belasan mahasiswa yang tergabung dalam Forum Diskusi Mahasiswa (Fordisma) unjukrasa di Kantor Dinas Pendidikan (Disdik) Kota Cirebon, Selasa. Mereka meminta Disdik menghentikan mafia penjulan buku yang gentayangan di sejumlah sekolah, serta menindak oknum guru yang terlibat. Dalam orasinya, mahasiswa melihat mafia penjualan buku sengaja dilakukan pihak sekolah dan modusnya menjalin kerjasama dengan pihak penerbit. Orangtua siswa berada pada kondisi tidak ada pilihan. Pasalnya, buku-buku yang dianjurkan tersebut memang tidak ada di pasaran. Artinya, penerbit memang melakukan simbiosis mutualisme dengan tidak menjualnya ke toko-toko buku. “Karena tidak tersedia di pasaran, akhirnya orangtua siswa terpaksa membeli buku di sekolah tersebut dengan harga tinggi,” kata Azhar ketua aksi. Aksi mahasiswa yang dilakukan dengan… Selengkapnya »Awas Mafia Buku Sekolah Gentayangan Dimana Mana

                    Siswa Menilai Cara Penyuluhan Anti Narkoba Sama Sekali Tidak Menarik

                      Siswa-siswi SMA Negeri 1 Wates mengeluhkan acara penyuluhan tentang bahaya narkotika dan obat-obatan terlarang atau narkoba oleh Badan Narkotika Kabupaten Kulon Progo. Acara itu dinilai tidak menarik karena cara penyampaian materi kurang interaktif. Lokasi penyuluhan pun dirasa tidak tepat karena berada di ruangan terbuka. Acara penyuluhan tersebut berlangsung Sabtu (9/8) di lapangan basket SMAN 1 Wates. Selain di SMAN 1 Wates, acara bertajuk BNK (Badan Narkotika Kabupaten) Goes to School itu rencananya digelar di delapan SLTA lain di Kulon Progo selama beberapa pekan ke depan. Sejak dimulai sekitar pukul 10.00, hanya sedikit siswa SMAN 1 Wates yang tertarik menyimak penyuluhan. Mereka memang berkumpul di lapangan basket, namun hanya duduk-duduk di… Selengkapnya »Siswa Menilai Cara Penyuluhan Anti Narkoba Sama Sekali Tidak Menarik