Lompat ke konten

Cerpen

Kata Orang Dia Malas

    Bulan yang penuh rahmat dan hidayah baru saja lewat, hati kita seharusnya dipenuhi oleh perasaan cinta pada sesama dan bila bisa melakukan lebih, membuat orang lain berdiri di kakinya sendiri. Pemberdayaan umat. Paling tidak ini lah yang di ajarkan ibu sejak saya kecil. Dan perkataan ibu teringat kembali, ketika seorang bapak yang saya kenal mencerikakan hal kecil yang di alaminya kemarin. Bapak itu di sapa oleh seorang anggota supir truk. Tinggi besar dengan kemeja yang terbuka dan handuk melingkar di lehernya. “Bapak Didit ya?. Masih ingat saya pak…..Embong, yang suka bantu bapak waktu saya kecil dulu” “Masyaallah, mbong. Sudah sukses ya kamu?”, jawab bapak itu senang “Ibu mu baik, mbong?”…. Dan berlanjutlah… Selengkapnya »Kata Orang Dia Malas

    Permainan Ruang Kata Oleh Penyair di dalam Sajak Remeh

      Ketika seorang penyair mengubah yang remeh menjadi berarti, barangkali sajak yang ditulisnya justru berkisah banyak. Kata-kata yang terjalin bukan hanya sekadar meminjam bahasa, melainkan menjelma jadi sebuah sintaksis kalimat yang ajaib. Hasan Aspahani adalah penyair yang mahir dengan hal tersebut. Meminjam bahasa Iswadi Pratama—ia merebut segala yang remeh dan tak berarti. Maka, puisinya menelusup ke dalam kesukaan pribadi-pribadi, lalu melepas ke cakrawala pembaca yang luas. Seseorang yang tidak suka komik pun bisa terpesona ketika ia menggambarkan ihwal komik dalam sajak-sajaknya. Ia seperti memberi suguhan lain dari citra komik tersebut. Dalam pelbagai imajinya, Aspahani seperti memburu orang untuk menemukan jalan pulangnya sendiri. Seperti dalam ”Catatan Seorang pembuat Komik”: ”Sia-sia bergegas. Alamat… Selengkapnya »Permainan Ruang Kata Oleh Penyair di dalam Sajak Remeh

      Cerpen: Guru Safedi

        Setelah menumpahkan kegundahan hatinya perihal kebutuhan keuangan dalam keluarganya, istri Safedi lalu beranjak dan duduk di depan pintu rumah. Kedua kakinya diluruskan ke depan. Tatapannya tertekuk ke bawah. Dari atas kursi ruang tamu, beberapa saat kemudian Safedi mendengar tangisan istrinya yang terisak. Berhentilah menangis, Aisia. Jika ada orang lewat, malu kita,” kata Safedi. ”Biar saja. Biar orang tahu,” jawab istrinya. ”Tetapi, itu tidak baik. Apa kata orang nanti. Aku tidak mau kita menjadi buah bibir pembicaraan orang. Bersabarlah Aisia,” sambung Safedi. Kali ini istrinya mencoba menahan tangisannya. Mungkin dia mulai agak paham. Ini entah sudah kali keberapa istri Safedi menumpahkan perasaannya tentang biaya hidup yang tak bisa dipenuhi. Pekerjaan sebagai… Selengkapnya »Cerpen: Guru Safedi

        Paradoks Kekuasaan Dalam Sastra Indonesia

          Dalam menghadapi kekuasaan, sastra hadir selain sebagai sebuah eksperimen moral, juga sebagai kenyataan sosial. Di dalamnya ia menghadapi ideologi penguasa, dalam proyeknya menanamkan pengaruh atau menyubordinasi ekspresi literer itu. Mulai dari sastra-sastra klasik seperti epos Ramayana karya Walmiki atau Mahabarata karya Wyasa, teks-teks sastra tak luput pada masalah sentral kekuasaan dan hegemoni negara. Mahabarata, misalnya, mulai dari episode pertama, adi parwa, hingga parwa ke-18, swargarohana parwa, kekuasaan menjadi tema dasar yang menggerakkan konflik tokoh-tokohnya. Dari persoalan kekuasaan itu muncul hero-hero yang di mata pembaca menjadi suri teladan, bahkan tidak jarang dicoba diidentifikasi dalam realitas hidup sebenarnya. Sastra seakan menjadi produsen menghadirkan hero dan heroisme. Di Perancis pada abad pertengahan dikenal… Selengkapnya »Paradoks Kekuasaan Dalam Sastra Indonesia

          Pembunuhan Sultan dan Sisir George Bush dalam Sastra Kita

            Tahun ini, tepat 10 tahun Ayu Utami menulis Saman, novel yang dianggap memberi tafsir baru terhadap tubuh perempuan, seks, dan seksualitas dalam sastra kita. Dalam Saman, untuk pertama kalinya perempuan bebas bicara tentang hal terdekat dengan diri mereka dan sekaligus telah lama diceraikan dari mereka, yaitu tentang tubuh mereka sendiri. Dan tubuh ibaratkan bahasa ibu, bukan sekadar teks. Tetapi, suatu hari negara dan agama ikut mengatur penggunaannya. Orde Baru mengarang cerita tentang sejumlah perempuan merayakan pesta di lapangan Halim. Mereka menyayat kemaluan para jenderal dengan silet, lalu menari telanjang di atas tubuh-tubuh sekarat itu. Seks dan ketelanjangan jadi berbahaya, kotor, kelam, dan subversif bila dilakukan perempuan. Itulah pesan moral Orde… Selengkapnya »Pembunuhan Sultan dan Sisir George Bush dalam Sastra Kita

            Pecinta Manga Indonesia Mulai Ciptakan Komik

              Pencinta manga terus tumbuh di Indonesia. Berawal dari hobi membaca komik khas Jepang itu, kini banyak pencinta manga yang mulai menciptakan tokoh-tokoh seperti manga menjadi buku komik. ”Bisa dibilang sekarang ini justru banyak yang suka manga. Yang suka komik Barat ada, tetapi mungkin tidak sebanyak manga yang memang mudah ditemukan di negara kita,” kata Hunter, moderator mailing list indomanga yang ikut dalam pameran Indonesia-Japan Expo 2023 di Arena Pekan Raya Kemayoran, Jakarta, Minggu (2/11). Manga adalah bahasa Jepang untuk komik, atau sering disebut juga dengan komikku. Semenjak tahun 1950-an, manga telah menjadi bagian penting dari industri dan kehidupan sosial masyarakat Jepang. Untuk memperkenalkan diri kepada masyarakat, tidak sedikit perusahaan yang… Selengkapnya »Pecinta Manga Indonesia Mulai Ciptakan Komik

              Mampukah Sastra Memperhalus Budi Pekerti Manusia Indonesia

                “Siul Gelombang”, karya pujangga India, Rabindranath Tagore (1861-1941) dikenal sebagai simbol kepahlawanan, pengabdian dan pengorbanan, serta mewakili suara kaum penentang terorisme. Karya tersebut lahir pada 1934, suatu era revolusioner menjelang kemerdekaan Bangladesh yang membuat negeri India banyak diguncang teror. Melalui tokoh Ela dalam novel tersebut, pembaca bisa digelitik untuk merenungkan kehidupan masing-masing, memaknai cinta, ideologi, dan hubungan antar manusia. Tagore yang banyak melahirkan karya besar diakui sebagai sastrawan dunia, ia menjadi sosok yang banyak menyuarakan kebudayaan agung India dan artis serba bisa. Melalui karyanya dalam bentuk cerpen, puisi, naskah drama bahkan juga musik, ia pun ?dinobatkan? sebagai salah seorang bapak bangsa dan dianugerahi penghargaan Nobel bidang sastra pada tahun 1913.… Selengkapnya »Mampukah Sastra Memperhalus Budi Pekerti Manusia Indonesia

                Kisah Perjalanan Sepotong Kentang Keliling Dunia Hingga Menjadi Terkenal

                  Judul: Propitious Esculent: The Potato In World History Penulis: John Reader Penerbit: William Heinemann Cetakan: I, 2023 Tebal: xvi + 315 halaman Kentang lebih dahulu berpetualang sebelum mendunia seperti saat ini. Berawal dari ladang di Andes, Peru, bagian selatan Amerika, kentang menyebar ke Eropa hingga ke seluruh dunia. Kentang mengalami berbagai tantangan sebelum hadir dalam beragam bentuk olahan makanan, bahkan menjadi produk pertanian yang diandalkan. John Raider menguraikan sejarah kentang berikut perannya dalam rangka peringatan Tahun Kentang 2023 yang dipusatkan di Peru. Revolusi pertanian berperan terhadap perkembangan kentang. Kentang tidak lagi ditanam secara tradisional, namun berkembang menjadi salah satu komoditas pertanian yang ditanam dengan sistem dengan pemeliharaan tertentu sehingga dapat… Selengkapnya »Kisah Perjalanan Sepotong Kentang Keliling Dunia Hingga Menjadi Terkenal

                  Cerpen: Seonggok Daging Beku

                    elgel meringkuk tak berdaya. Darah terus-menerus mengalir dari paha kiri dan betis kanannya. Seluruh wajahnya memar, bahkan nyaris bonyok. Segerombolan tentara tak berusaha menolong, malah mempermainkannya bagai seonggok sampah bau yang pantas ditinju dan ditendang. Setiap saat kawanan tentara itu mengambil kesempatan untuk menonjok wajahnya. Seorang tentara muda berbadan kurus bahkan memukul kepala Gelgel dengan popor senapan. Seketika darah segar menyembur… Gelgel hanya diam bagai sekerat daging beku. Ini tuduhan dan siksaan kesekian yang ia terima dari para tentara. Dalam setiap sesi interogasi para tentara selalu meneriakkan pertanyaan yang sama, ”Kamu anak PKI tak tahu diri. Bapakmu yang membunuh tentara dan mencuri senjata. Di mana kamu sembunyikan?” Sebelum mulut Gelgel… Selengkapnya »Cerpen: Seonggok Daging Beku

                    Sulitnya Mempromosikan Penulis Indonesia

                      Dewa Syiwa dan Dewi Uma resah. Situasi jagat sedang diwarnai kekalutan, konflik, dan ketidakseimbangan. Dari Nirwana, akhirnya mereka mengutus tiga dewa, yakni Brahma, Wisnu, dan Iswara, untuk mengatasinya. Ketiganya lalu menjelma menjadi tiga tokoh yang populer dalam kesenian Bali, yakni Telek (wanita berparas cantik dengan pakaian serba putih), Barong, dan Topeng Merah. Bahu-membahu mereka mengatasi para perusuh yang dilambangkan oleh Rangda. Melalui berbagai pertempuran, akhirnya mereka berhasil mewujudkan Tri Hita Karana. Ini adalah keseimbangan dalam hubungan manusia dengan Tuhan, dengan alam, serta dengan sesama. Fragmentari karya Made Wija itu menandai pembukaan Ubud Writers & Reader Festival (UWRF), Rabu malam lalu, di Puri Saren, Ubud. Ratusan penulis dari 30 negara, termasuk… Selengkapnya »Sulitnya Mempromosikan Penulis Indonesia