Dua buku tentang penanganan pengungsi Vietnam di Pulau Galang perlu dilengkapi,” kata Laksamana Muda (Purn) Kunto Wibisono di Jakarta, Selasa (3/8). Dua buku itu berjudul Pengamanan dan Perawatan Pengungsi Vietnam di Pulau Galang terbit 1980 dan Prajurit TNI dalam Tugas Kemanusiaan Galang 96 (2007).
Keyakinan Kunto menyusul anjuran teman-teman, termasuk istrinya, Aryasatyani. Sebagai Panglima Daerah Angkatan Laut II Kepulauan Riau 1977-1980, ia terlibat sejak awal kedatangan sampai berangsur-angsur pemulangan sekitar 40.000 pengungsi ke Vietnam. ”Di kedua buku itu saya tak pernah diwawancara.”
”Saya pernah sampaikan ke Pusat Sejarah Mabes TNI, penerbit buku kedua. Lima bulan lalu saya diwawancara, hanya satu jam. Saya tunggu sampai tiga bulan, tak ada kelanjutan,” kata alumnus angkatan 1952 KIM Den Helder, Belanda, ini.
Kedua buku itu harus dilengkapi, tak hanya tentang pengungsi di Pulau Galang atau situasi akhirnya, tetapi juga bagaimana Indonesia berjasa dalam karya kemanusiaan.
Mantan Marinir, pensiun 1989 sebagai Wakil Penglima Kowilhan III/Makassar, Kunto yang lahir di Purbalingga, 12 Oktober 1930, itu kini tengah mencari calon penulis.
”Saya hanya bisa cerita, punya bahan, dan foto-foto. Sebagian besar ada di otak dan hati.” Alih-alih versi
his story, komplementer juga