Lompat ke konten

Jumlah Murid Yang Mengambil Jurusan Kelautan Sangat Kurang

endidikan di bidang kelautan di Indonesia masih sangat lemah. Selain pengetahuan kelautan masih sangat minim dalam kurikulum sekolah, lembaga-lembaga pendidikan bidang kelautan belum banyak dilirik masyarakat. Kondisi ini membuat pembangunan kelautan Indonesia sulit berkembang.

Komandan Pangkalan TNI Angkatan Laut Yogyakarta Kolonel Laut Antar Setiabudi mengatakan, setiap tahun, sebagian besar lembaga pendidikan bidang kelautan berbagai jenjang kekurangan peserta didik.

“Jumlah murid sekolah bidang kelautan biasanya tak lebih dari 70 persen dari fasilitas yang disediakan,” ujar Antar di sela-sela Seminar Nasional “Membangun Kejayaan Maritim Bangsa Indonesia” yang digelar Pangkalan TNI Angkatan Laut Yogyakarta dan Paguyuban Tri Sekar di Yogyakarta, Senin (26/4).

Menurut Antar, minimnya peminat dipicu pola pikir masyarakat yang tidak melihat kelautan sebagai pekerjaan menguntungkan. Selain itu, pola pembangunan pemerintah juga belum berorientasi untuk mengembangkan bidang kelautan.

Kondisi diperparah minimnya pengetahuan kelautan yang dimasukkan kurikulum nasional. Hal ini sangat berbeda dengan berbagai negara kelautan besar di dunia. Negara-negara seperti China, Jepang, maupun Norwegia telah mengenalkan sejumlah pengetahuan dasar mengenai kelautan sejak pendidikan dasar.

Kepala Harian Badan Koordinasi Keamanan Laut Laksamana Madya Y Didik Heru Purnomo mengatakan, kualitas lembaga pendidikan bidang kelautan di Indonesia juga masih jauh dari standar internasional. Akibatnya, lulusan sulit bersaing dengan tenaga kelautan asing. “Di Filipina, pelajaran kelautan sudah disampaikan dalam bahasa Inggris. Di sini belum bisa,” ujarnya.

Dalam sambutannya, Kepala Staf Angkatan Laut Laksamana TNI Agus Suhartono menyatakan, masih banyak potensi laut Indonesia yang belum tergarap. Padahal, dengan luas perairan mencapai 70 persen dari total wilayah Indonesia, bidang kelautan mempunyai potensi ekonomi dan ekologis yang sangat besar. Salah satunya adalah potensi perikanan yang mencapai 6,4 juta ton setahun.