Jika kita berada di Bali, mungkin kita heran mengapa lalu lintas hari ini tampak lebih buruk daripada hari-hari sebelumnya. Inilah alasannya. Hari ini adalah hari Pengerupukan di Bali, dan setiap organisasi pemuda memamerkan Ogoh-ogoh mereka di dekat jalan utama. Nanti pada hari ini mereka akan mengadakan prosesi di sekitar desa dan persimpangan utama sebelum seluruh boneka itu terbakar menjadi abu. Ada beberapa fakta yang perlu kita ketahui tentang boneka berwajah setan ini.
Sejarah – Ogoh-ogoh Bali
Ogoh-ogoh adalah tambahan yang cukup baru dalam prosesi Nyepi. Ogoh-ogoh diambil dari kata “ogah-ogah” yang berarti gemetar. Selama prosesi, orang akan menggoyangkan boneka itu sambil membawanya. Pada tahun 1983, Presiden Republik Indonesia, Soeharto, mengumumkan bahwa Nyepi akan menjadi hari libur nasional. Untuk merayakannya, beberapa kelompok pemuda membuat boneka dari kertas. Pada tahun 1990, Ogoh-ogoh diarak dalam Festival Seni Bali ke-12 selama upacara pembukaannya. Sejak itu, Ogoh-ogoh menjadi bagian dari tradisi Nyepi di Bali.
Simbolisme
Ogoh-ogoh adalah simbol kekuatan negatif sehingga mereka terlihat seperti setan. Dengan tubuh besar dan wajah garang, boneka kertas ini bisa membuat anak-anak ketakutan. Gambaran umum Ogoh-ogoh adalah raksasa besar dengan mata menonjol dan gigi besar. Pada Hari Pengerupukan, orang percaya bahwa kekuatan negatif atau Buta Kala terbangun dalam transisi antara siang dan malam. Orang akan memberikan persembahan kecil di setiap rumah dan membuat kebisingan di sekitar rumah.
Parade Ogoh-ogoh dimulai pada saat ini. Ogoh-ogoh akan dibawa keliling desa dan mengelilingi persimpangan utama. Ini adalah simbol bahwa Bhuta Kala kembali ke rumah mereka melalui empat arah. Setelah itu, orang membawa Ogoh-ogoh ke pemakaman dan membakarnya. Ini juga merupakan simbol membakar semua kekuatan negatif dalam diri sebelum memasuki Hari Nyepi.
Proses Pembuatan – Ogoh-ogoh Bali
Dua bulan sebelum hari pengerupukan, orang biasanya mulai proses pembuatan Ogoh-ogoh mereka. Pertama, mereka akan membuat konsep. Konsep ini bisa diambil dari cerita rakyat, mitologi, atau legenda perkotaan. Pada tahun 2017, beberapa Ogoh-ogoh menjadi topik trending di internet karena konsep mereka yang baru. Salah satunya adalah “Siwer Mas Ogoh-ogoh” dari Banjar Tainsiat. Konsepnya adalah mantra sihir hitam yang bisa membuat seseorang berubah menjadi raksasa emas.
Kedua, membuat konstruksi. Mereka akan membuat “rangka” dari besi atau kayu dan kemudian menenun bambu untuk menciptakan kesan tubuh. Akhir-akhir ini, beberapa orang menciptakan ramah lingkungan dengan membuat semua bagian Ogoh-ogoh dari bahan ramah lingkungan. Mereka tidak menggunakan besi dalam kerangka Ogoh-ogoh. Mereka juga mulai membuat topeng pada langkah ini.
Langkah ketiga adalah mendekorasi. Setelah tubuh dari bambu selesai, saatnya memasang kertas untuk menutupi tubuhnya. Ini mungkin memakan waktu 2 hingga 3 minggu. Sementara itu, beberapa orang di kelompok akan membuat dekorasi. Mulai dari yang sederhana dari kardus dan kertas emas hingga yang mewah dari kulit kerbau yang diukir dan daun emas. Beberapa kelompok ramah lingkungan menggunakan daun kering sebagai kulit Ogoh-ogoh mereka.
Langkah terakhir adalah mendekorasi tubuhnya. Pakaian dengan daun emas, gelang, kalung, dan kalung kaki digunakan untuk mendekorasi tubuhnya. Setelah tubuh selesai, bagian paling sulit terjadi. Memasang topeng dan mahkota akan membutuhkan banyak kesabaran dan harus dilakukan dengan hati-hati. Setelah dua bulan yang melelahkan, Ogoh-ogoh siap untuk diarak.