Lompat ke konten

Cerita Anak: Namuku MHR

    Aku punya cerita menarik, waktu aku masih kelas I SD. Waktu itu diadakan ujian semester. Guruku berkata agar tidak lupa menuliskan nama kami di kolom kotak yang ada di kertas ujian. Kami pun segera menulis nama di kolom yang sangat kecil. Tiba-tiba seorang teman bertanya kepada Bu Guru, ”Bu, nama saya tidak muat untuk dituliskan di kolom nama ini.” Kemudian Bu Guru berkata, ”Ya sudah, kalau tidak muat disingkat saja namanya.” Selesai ulangan, kertas pun dikumpulkan. Tiba-tiba Bu Guru bertanya, ”Siapa yang namanya MHR?” Kami semua diam, tiba-tiba temanku yang bernama Hafizh mengangkat tangan, ”Saya bu.” ”Mengapa kamu tulis MHR?” tanya Bu Guru. ”Kata Ibu namanya disingkat. Nama saya Muhammad… Selengkapnya »Cerita Anak: Namuku MHR

    Cerpen: Cita Cita Ika Yang Mulia

      Ika berlari-lari kecil menghampiri Bunda yang sedang membaca majalah. Raut wajahnya sedikit muram. ”Bunda, aku tidak pintar Matematika.” Bunda menutup majalah, lalu menatapnya heran. ”Ika mau les Matematika?” Ika menggeleng. ”Tiap orang, kan, punya bakat yang berbeda-beda. Tidak semua orang harus pintar Matematika. Yang penting kamu bisa menghitung Matematika dasar untuk sehari-hari.” ”Aku juga kurang pintar Bahasa Inggris, Bunda! Nilai-nilaiku yang paling tingi cuma tujuh. Padahal, aku sudah belajar dengan tekun.” Bunda mengelus rambut Ika. ”Buat Bunda, yang paling penting itu usaha kamu. Tuhan akan memberi jalan untuk orang-orang yang mau berusaha keras.” ”Kata teman-teman di sekolah, kalau mau sukses harus pintar Matematika dan Bahasa Inggris. Ika tidak bisa sukses… Selengkapnya »Cerpen: Cita Cita Ika Yang Mulia

      Kumpulan Puisi Inggit Putria Marga

        memasuki pintu, menaiki tangga, tiba di ruangan tertinggi sebuah gedung: ruangan berdinding coklat pala, beberapa lukisan hewan tergantung di dinding-dindingnya, sebuah cermin bundar roda, sepasang jendela kaca berukuran dua kali tinggi orang dewasa menghamparkan panorama: suatu bukit berwarna api seperti akan padam oleh laut yang berhempasan di kakinya. kapal berlayar, kapal bersandar, kapal terbakar: asapnya berpencar di udara, mengapung, membentuk gerombolan burung, menjalar bagai jalan sunyi tak berujung: jalan yang meletakkan ingatanku lagi pada jalan yang kulalui saat menuju gedung ini. berpagar pohon-pohon bungur yang bunganya gugur, aku seolah melangkah di permadani warna anggur. di kananku, kau berjalan dan berkata kau tak lagi ingin memelihara hewan. di kirimu, aku berjalan… Selengkapnya »Kumpulan Puisi Inggit Putria Marga

        Puisi Yang Bergerak Keluar Dari Waktu

          Sebuah cerita niscaya berlangsung dalam suatu kerangka waktu. Adapun sebuah puisi bisa bergerak di dalam atau di luar waktu ataupun di batas antara keduanya. Ada kalanya sebuah puisi menyatakan (dan menyuratkan tanda) waktu yang cukup jelas: pagi buta, siang bolong, malam larut, dan sebagainya, kadang berikut angka jam dan menitnya. Atau kadang kala yang tertulis di sana adalah rentang waktu: semalaman, sepagian, seharian, bahkan selamanya, dan seterusnya. Tak jarang pula tergambar rentetan peristiwa, rangkaian adegan, yang menyaran adanya waktu. Tetapi, bagaimana dengan puisi yang tak memerikan, baik rangkaian peristiwa maupun tanda waktu? Bagaimana dengan puisi semisal ini: bayangan sosok putih/yang tak patah di tembok/ susah didekati/kecuali dengan diam//pada puncak kelembutan… Selengkapnya »Puisi Yang Bergerak Keluar Dari Waktu

          Cerpen: The Piano

            Dulu, rumah bercat hijau itu kami tinggali berempat. Aku, nenek, kakek, dan ibu. Kalau kau tanya di mana ayahku? Aku tak punya jawaban. Nenek pun tidak. Hanya ibu yang tahu persis siapa ayah kandungku. Dan aku pun tidak pernah berhasrat menanyakan perihal ayah kepadanya. Sejak aku lahir, kakeklah figur ayah bagiku. Meski beliau yang tua dan rapuh lebih banyak tergolek di balai-balai daripada membawaku pergi ke taman bermain. Sesekali, beliau duduk di kursi goyang, sambil menyipitkan kedua matanya, berusaha memperhatikanku yang sedang disuapi oleh nenek. Penglihatan kakek memang terganggu. Tak lama sejak didiagnosa dokter menderita diabetes, beliau menderita glaukoma. Malam-malam, jika sedang kambuh, kakek akan terus mengerang dan mengeluhkan matanya… Selengkapnya »Cerpen: The Piano

            Badan untuk Tingkatkan Profesionalisme Guru Di Bentuk Pemerintah

              Pemerintah membentuk badan baru di Kementerian Pendidikan Nasional untuk meningkatkan mutu guru. Badan baru yang dipimpin pejabat setingkat eselon satu itu dinamakan Badan Pengembangan Sumber Daya Pendidikan dan Penjaminan Mutu Pendidikan. Presiden Susilo Bambang Yudhoyono menyampaikan hal itu pada puncak peringatan Hari Guru Nasional 2024 dan HUT ke-65 Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI) di Jakarta, Kamis (2/12) malam. Presiden menjelaskan, badan tersebut khusus untuk menangani peningkatan profesionalisme, perlindungan, serta menjamin kesejahteraan guru. ”Guru akan dilayani lebih baik untuk lebih meningkatkan mutu dan profesionalismenya,” kata Presiden. Sebagai informasi, para guru yang tergabung dalam PGRI memprotes rencana pemerintah melikuidasi Direktorat Jenderal Peningkatan Mutu Pendidik dan Tenaga Kependidikan (PMPTK) di Kemendiknas menjadi setara… Selengkapnya »Badan untuk Tingkatkan Profesionalisme Guru Di Bentuk Pemerintah

              Bahasa Indonesia: Matinya Sang Penumpang

                Sebuah bus pengangkutan umum berjalan perlahan keluar dari Terminal Kampung Rambutan Jakarta. Di belakang kendaraan itu, dalam jarak sepelempar, seseorang bergegas mengejar bus. Sopir tak menghentikan kendaraannya. Kenek melihat gelagat orang itu lewat kaca spion. Kepada sopir, sang kenek berteriak, ”Ada sewa, ada sewa.” Sewa, bukan penumpang. Sopir dan kenek kendaraan pengangkutan umum di Jakarta seolah tabu menggunakan kata penumpang menyebut ‘orang yang naik kendaraan umum’. Sejak kapan dan mengapa para awak kendaraan umum di Jakarta memilih sewa dan menampik penumpang? Saya tak tahu. Yang pasti, di Sumatera Utara hal itu kaprah belaka. Namun, saya punya hipotesis mengapa mereka menyingkirkan penumpang dari perbendaharaan bahasa mereka. Di tahun 1980 saya pertama… Selengkapnya »Bahasa Indonesia: Matinya Sang Penumpang

                Pemerintah Tidak Siap Formula Baru Ujian Nasional 2011

                  Pemerintah masih belum siap dengan formula baru pelaksanaan Ujian Nasional 2011. Padahal, DPR telah meminta pemerintah mengevaluasi pelaksanaan UN yang berlangsung selama ini dan mempersiapkan formula baru UN yang lebih adil. Komisi X DPR menilai, pelaksanaan ujian nasional (UN) dengan formula lama tidak adil untuk siswa. Sebab, kondisi sekolah-sekolah di berbagai wilayah Indonesia tidak sama, bahkan banyak sekolah yang masih masuk dalam kategori standar pelayanan minimal. Hal itu terungkap dalam rapat dengar pendapat Panitia Kerja (Panja) Ujian Nasional Komisi X DPR bersama Kementerian Pendidikan Nasional (Kemendiknas) yang diwakili Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan (Balitbang) Mansyur Ramly di Jakarta, Selasa (30/11). Mansyur mengatakan, pemerintah mau saja memakai formula baru pada UN… Selengkapnya »Pemerintah Tidak Siap Formula Baru Ujian Nasional 2011

                  Pemerintah Kota Bandung Akan Tambah Sekolah Model

                    Pemerintah Kota Bandung akan menambah jumlah sekolah model dalam upaya mencegah penyebaran virus HIV/AIDS pada tahun 2011. Dengan demikian, diharapkan bahaya penularan HIV/AIDS dapat tersebar lebih luas dan tersampaikan dengan benar. ”Tahun 2011, akan ada 52 sekolah baru yang menjadi model pencegahan HIV/AIDS. Kami berharap bisa memperluas penyebaran informasi bahaya penularan sejak dini,” kata Sekretaris Dinas Kesehatan Jawa Barat Dadang Irwadi. Dadang menyampaikan hal itu di sela-sela sarasehan menyambut Hari AIDS Internasional bertema ”Stop AIDS, Tingkatkan Akses dan Pendidikan untuk Semua” di Fakultas Kedokteran Universitas Padjadjaran, Bandung, Selasa (30/11). Dadang mengatakan, sejak September 2024, sebanyak 5 sekolah, yaitu SMP 1, SMP 4, SMP 14, SMP 18, dan SMP 18, dipilih… Selengkapnya »Pemerintah Kota Bandung Akan Tambah Sekolah Model

                    Mengembalikan Kehormatan Guru

                      Tak pernah ada dalam sejarah bangsa ini profesi guru begitu terpuruk di mata masyarakat seperti saat ini. Seringnya guru mogok mengajar karena berdemonstrasi, citra guru yang rusak karena tuntutan ujian nasional, dan kebijakan pendidikan yang abai terhadap pengembangan profesional guru hanya beberapa kenyataan yang menunjukkan betapa kehormatan guru telah hilang. Mengembalikan kehormatan guru tak lagi bisa ditawar untuk menyelamatkan masa depan negeri ini. Tugas itu tak ringan dan memerlukan kerja sama banyak pihak sesuai cakupan tanggung jawab mereka. Hanya dengan pendekatan utuh dan sinergilah, kita dapat mengembalikan kehormatan guru. Tiga sisi Persoalan guru bisa diurai dengan melihatnya dari tiga sudut pandang: guru, negara, dan masyarakat. Pertama, persoalan yang penting direfleksikan… Selengkapnya »Mengembalikan Kehormatan Guru