Lompat ke konten

Novel Grafis Indonesia Yang Belum Tenar Dan Beken

    Apa kabar novel grafis Indonesia? Tak terdengar? Tahun 2004 Beng Rahardian membuat Selamat Pagi Urbaz yang spesifik memberi label novel grafis, bukan komik. Sejak itu, walau jalan menuju novel grafis sudah dirintis, perkembangannya suram. Anak-anaki muda menganggap hal yang bergambar termasuk komik. Orang dewasa yang mencintai novel menganggap sesuatu bernama komik enggak sastrawi. Babak berikutnya, novel grafis mulai dikenal di Indonesia. Tapi, yang laku didominasi terjemahan asing. Mirna Yulistianti, editor penerbit Gramedia Pustaka Utama (GPU), menyatakan sulit menemukan komikus Indonesia yang bertahan membuat novel grafis dengan alur cerita berbobot. Kebanyakan jago ilustrasi komik, tapi tak bisa bertahan dengan cerita panjang. Ini diakui Suryo Nugroho dari studio ilustrasi komik rumahwarna. ”Memang… Selengkapnya »Novel Grafis Indonesia Yang Belum Tenar Dan Beken

    Pratik Dokter Di Samping Apotek Menyalahi Undang Undang

      Masih saja ada yang bertanya: apotek atau apotik, kantong atau kantung, kokoh atau kukuh, praktek atau praktik, telor atau telur? Saya jawab saja: pakai semaumu. Toh tak ada beda antara apotek dan apotik, juga telor dan telur. Pedagang di pasar akan menimbang benda yang sama, tak peduli apakah pembeli menyebut telor bebek atau telur bebek. Dalam bahasa-bahasa berfleksi dikenal gejala bahasa ablaut. Gejala bahasa ini tak lain tak bukan adalah perubahan vokal pada suatu kata menandai pelbagai fungsi gramatikal untuk mengungkapkan perubahan aspek, jumlah, waktu, dan sebagainya. Pada bahasa Inggris kita kenal drink, drank, dan drunk. Kata itu menggambarkan tindakan yang sama, minum, dengan waktu sebagai pembeda. Pada bahasa Italia… Selengkapnya »Pratik Dokter Di Samping Apotek Menyalahi Undang Undang

      Sistem Pemilihan OSIS Harus Seperti Pemilihan Presiden

        Sistem pemilihan kepemimpinan secara langsung tak hanya diterapkan dalam skala kepemimpinan publik, tapi juga di Organisasi Siswa Intra Sekolah (OSIS) SMAN 1 Bangkalan, Madura, Jawa Timur, Kamis. Layaknya pemilihan, bupati, gubernur, ataupun presiden, pemilihan ketua OSIS di SMAN 1 Bangkalan itu juga menggunakan pihak pengawas, yang juga disebut Panwas pemilihan OSIS. Demikian juga dengan bahan logistik. Kotak dan bilik suara merupakan kelengkapan pokok pada pemilihan ketua umum OSIS SMAN 1 Bangkalan tersebut. “Cara seperti ini kita gunakan ada beberapa tujuan. Selain ingin memperkenalkan sistem pemilihan pemimpin yang demokratis, juga karena ada sebagian siswa yang sudah memasuki usia pemilih”, kata ketua panitia pelaksana pemilihan ketua OSIS, Dimas. Dalam menetapkan calon ketua… Selengkapnya »Sistem Pemilihan OSIS Harus Seperti Pemilihan Presiden

        Setelah Gagal Membagikan Buku Elektronik Lewat Internet Kini Depdikbud Berjanji Bagikan Cakram Buku Sekolah Elektronik

          Setelah gagal meluncurkan buku sekolah elektronik pada 2 Agustus lalu, Departemen Pendidikan Nasional berjanji akan membagikan cakram berisi materi BSE yang sebenarnya sudah bisa diakses di internet ke sekolah-sekolah. Pendistribusian cakram BSE itu akan dilaksanakan seusai peluncuran secara resmi oleh Presiden Susilo Bambang Yudhoyono yang direncanakan 20 Agustus ini. ”Buku sekolah elektronik (BSE) ibaratnya barang baru sehingga perlu ada masa transisi dalam penerapannya,” tutur Suyanto, Direktur Jenderal Manajemen Pendidikan Dasar dan Menengah Departemen Pendidik- an Nasional di Jakarta, Rabu (6/8). Suyanto menjelaskan, Depdiknas telah mengambil keputusan memproduksi cakram berisi materi BSE sehingga dapat diakses secara off-line. Dengan demikian, sekolah yang tidak mempunyai akses internet pun dapat menggunakannya. Menurut Suyanto, setelah… Selengkapnya »Setelah Gagal Membagikan Buku Elektronik Lewat Internet Kini Depdikbud Berjanji Bagikan Cakram Buku Sekolah Elektronik

          Perguruan Tinggi Swasta Cenderung Diabaikan Dalam Pendidikan Indonesia

            Kebijakan pendidikan tinggi yang dikeluarkan pemerintah masih belum berpihak kepada perguruan tinggi swasta atau PTS. Akibatnya, PTS memiliki akses terbatas untuk bisa mendapat bantuan dari pemerintah pusat dan daerah untuk pengembangan kualitas layanan pendidikan. ”Dalam membicarakan pendidikan seharusnya tidak lagi ada dikotomi lembaga pendidikan negeri dan swasta. Perguruan tinggi swasta pun seharusnya bisa menikmati bantuan dari pemerintah lewat APBN dan APBD,” kata Suyatno, Ketua Asosiasi Perguruan Tinggi Swasta Indonesia (Aptisi) Wilayah III saat melakukan rapat kerja di Jakarta, Rabu (6/8). Suyatno mencontohkan, untuk mendapatkan bantuan dana dari pemerintah lewat hibah bersaing atau blockgrant, PTS harus bersaing tidak setara dengan perguruan tinggi negeri (PTN). Padahal, banyak PTS yang kondisi dan kualitasnya… Selengkapnya »Perguruan Tinggi Swasta Cenderung Diabaikan Dalam Pendidikan Indonesia

            SMP Terbuka Kecakapan Siswa Perlu Diprioritaskan

              Tingginya persentase murid Sekolah Menengah Pertama Terbuka yang tidak melanjutkan sekolah akan menjadi masalah lebih besar jika pendidikan kecakapan hidup yang diberikan tidak memadai. Anak tidak dapat berkontribusi dalam membangun daerahnya. Seperti diberitakan, sekitar 93,8 persen siswa SMP Terbuka tidak melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi. Faktor ekonomi menjadi penyebab utamanya. Pakar teknologi pendidikan dari Universitas Negeri Jakarta, Prof Yusufhadi Miarso, yang ikut merintis program tersebut, Selasa (5/8), mengatakan, dengan kondisi khusus lingkungan dan keluarganya, siswa SMP Terbuka sulit diharapkan melanjutkan sekolah. Karena itu, hal terpenting yang harus dilakukan adalah menyiapkan anak sebaik mungkin dengan memberikan kecakapan hidup untuk terjun ke masyarakat. Sesuai dengan Konvensi International Labour Organization (ILO),… Selengkapnya »SMP Terbuka Kecakapan Siswa Perlu Diprioritaskan

              Bre Redana Menulis Melalui Rekaan Ingatan

                Seseorang tengah menyaksikan lakon ketoprak Damarwulan. Pada tempat dan saat yang lain, dalam kisah yang berbeda, terlihat pula sang ”aku” duduk menyendiri di salah satu meja. Di tuturan yang tak terkait cerita di atas, ”aku” yang lain terbangun tiba-tiba di ranjangnya…. Memang, mereka semua adalah tokoh rekaan yang hadir dalam kedua buku kumpulan cerita pendek (cerpen) Bre Redana, baik yang terkini, Rex, maupun yang telah cetak untuk kedua kalinya, Urban Sensation. Segera terbaca bahwa dalam sebagian besar cerpen tersebut ada sekian tempat ”kunci” yang selalu memicu sang tokoh dan tentu juga pembacanya untuk mengalami ulang berbagai peristiwa yang mencekam ingatannya. Tak pelak lagi ada beragam kesangsian yang lahir sebagai akibat… Selengkapnya »Bre Redana Menulis Melalui Rekaan Ingatan

                Mengajarkan Sejarah Agar Tidak Membosankan

                  Bagi sebagian siswa, pelajaran sejarah yang identik dengan hafalan menjadi mata pelajaran yang membosankan. Meskipun disebut ”ibu” atau ”ratu” ilmu-ilmu sosial, ilmu sejarah yang pada hakikatnya mempelajari segala aspek perubahan kehidupan manusia dirasakan kurang menarik. Menjadi tantangan bagi guru untuk menjadikan sejarah sebagai ilmu yang diminati dan disukai untuk dipelajari. Buku ini sejatinya merupakan buku yang dijadikan panduan bagi guru di India untuk mempelajari sejarah perkembangan peradaban bangsa India setelah sistem pendidikan dan kurikulum ditata ulang kembali. Efisiensi pembelajaran sejarah tentu saja sangat bergantung pada kompetensi dan profesionalisme seorang guru. Oleh karena itu, guru harus menguasai materi serta metodologi dari tata cara pembelajaran yang mutakhir. Sebagai panduan, buku ini sangat… Selengkapnya »Mengajarkan Sejarah Agar Tidak Membosankan

                  Bahasa Indonesia Sebagai Bahasa Pemersatu Membuat Miris Karena Terlalu Banyak Meneyrap Bahasa Asing dan Mengabaikan Bahasa Daerah

                    Setelah membuka-buka Kamus Besar Bahasa Indonesia Edisi III, saya bangga sekaligus miris. Bangga karena semakin hari, jumlah lema kamus andalan penutur bahasa Indonesia ini kian bertambah. Miris sebab lema tersebut lebih banyak berupa jelmaan bahasa asing, terutama bahasa Inggris dan Arab. Dalam beberapa artikel mengenai bahasa memang diakui bahwa perkembangan teknologi yang demikian cepat telah mendorong serangkaian istilah baru tercipta. Sebut saja mikroskop dan televisi. Pakar bahasa di pelbagai belahan dunia menyerap istilah itu, kemudian membakukannya menjadi bahasa standar nasional. Tak terkecuali pakar kita. Sayang, migrasi konsep teknologi baru yang dibungkus dalam sebuah kata itu membuat pemakai bahasa Indonesia terlena dengan sekadar menyerapnya, untuk tak mengatakan mengalihaksarakannya, agar sesuai dengan… Selengkapnya »Bahasa Indonesia Sebagai Bahasa Pemersatu Membuat Miris Karena Terlalu Banyak Meneyrap Bahasa Asing dan Mengabaikan Bahasa Daerah

                    Sekolah Tetap Marak Menjual Buku Pelajaran

                      Larangan Gubernur Fauzi Bowo agar sekolah baik SDN, SMPN, maupun SMAN tidak menjual buku tidak digubris. Buktinya, praktik penjualan buku hingga kini masih marak. Pihak sekolah umumnya menjual buku lebih mahal dibandingkan dengan harga di toko. Misalnya, di SDN Jakarta Timur satu paket buku SD berisi buku matematika, IPA, Bahasa Indonesia, agama, dan pendidikan jasmani dijual dengan harga Rp300 ribu. “Harga buku dengan paket yang sama bila di luaran jauh lebih murah, bila dibandingkan dengan membeli di sekolah,” kata Hardi, orangtua murid SDN, ketika ditemui di Kantor Dinas Pendidikan Dasar (Dikdas) DKI Jakarta, Kamis (31/7). Ia tidak mau memberitahu SDN tempat anaknya menimba ilmu. Menurut Hardi, buku pelajaran baik untuk… Selengkapnya »Sekolah Tetap Marak Menjual Buku Pelajaran