Lompat ke konten

Cerpen: Sepasang Mata Dinaya yang Terpenjara

    Dewa Made Dinaya sudah menduga di mana ia akan berakhir. Di tempat ini dengan posisi seperti ini. Inilah alasan mengapa Dinaya dulu selalu menolak untuk meneruskan sekolahnya. Betapapun ia menyukai ilmu yang serasa melambungkannya ke cakrawala dunia, ia tahu semua itu akan sia-sia belaka. Ketika kedua orangtuanya memintanya untuk meneruskan kuliahnya, Dinaya menolak mentah-mentah anjuran itu. Dinaya merasa tidak penting baginya untuk melanjutkan kuliah. Perkuliahan akan membuka pikirannya dan membuatnya mengembara ke tempat-tempat yang jauh. Buat apa? Toh pada akhirnya ia akan kembali ke tempat di mana ia berasal. Di sini, dengan posisi seperti ini. Dinaya menyeka peluh yang membasahi pipinya. Tubuhnya sudah terasa begitu lengket. Kedua kakinya pegal luar… Selengkapnya »Cerpen: Sepasang Mata Dinaya yang Terpenjara

    Tubuh dan Dunia yang Salah Kedaden

      Adalah hal yang sudah lazim jika orang mengatakan bahwa menyaksikan seni saat ini adalah menyaksikan kisah perihal individu yang bersusah payah merebut dirinya sendiri. Yakni individu yang telah jadi korban dari kekuatan besar yang nyaris tak teridentifikasi, tetapi implikasinya dapat dirasakan secara nyata. Individu yang menjadi medan sengketa dari berbagai kekuatan impersonal yang seolah berpusar di ceruk-ceruk gelap dan nyaris tak ada titik balik. Daya-daya impersonal itu pun hadir di hadapan individu sebagai serpihan atau fragmen-fragmen yang bertumpuk atau berserakan ke sana kemari sehingga nyaris tak teridentifikasi sehingga kian mustahil menyusun subyek dalam bentuk yang utuh dan final pula. Plus sisa ilusi kuno: modernitas yang semula diyakini sebagai proyek penemuan… Selengkapnya »Tubuh dan Dunia yang Salah Kedaden

      Bahasa Indonesia Yang Tiba Tiba Menjadi Bahasan

        Setiap muncul persoalan, orang Indonesia memiliki kebiasaan unik; mencari kambing hitam. Dalam persoalan apa pun, rasanya tidak akan marem bila kambing hitamnya belum dimunculkan. Tak mengherankan bila akhirnya bisnis paling prospektif di negeri ini adalah blantik kambing. Sayang, orang Indonesia memang termasuk “kapitalis tanggung”, maka peluang untuk mendirikan perusahaan outsourcing penyedia kambing hitam sampai sekarang belum dibangun. It’s only a joke. Dalam persoalan ujian nasional (UN), hobi mencari kambing hitam pun mulai terlihat bermunculan. Beberapa pihak mulai menuding guru bahasa sebagai pihak yang perlu dikambinghitamkan. Guru bahasa dianggap tidak seandal Mama Laurent dalam memprediksi soal. Beberapa pihak juga menuding guru terlalu menyepelekan karena bidang bahasa selama ini dianggap sebagai pelajaran… Selengkapnya »Bahasa Indonesia Yang Tiba Tiba Menjadi Bahasan

        Mencari Kuliah Gratis di Dunia Maya

          Dahulu kala nenek moyang mencari wangsit dengan bertapa di goa, lalu pada masa modern orang mendapat pencerahan lewat buku bacaan. Kini, ketika teknologi informasi kian canggih, kita bisa memperolehnya dengan instan lewat jaringan sosial di dunia maya seperti Twitter. Demikian serentetan kiriman Goenawan Mohamad, penyair dan cendekiawan, di jaringan sosial maya Twitter selama dua hari, pertengahan Juli lalu. Pesan itu dikemas dalam pesan tak lebih dari 140 karakter. Saat disatukan, dengan jumlah total 109 kiriman, terbaca adanya gagasan utuh yang relevan untuk menanggapi situasi inteleransi di negeri ini. Catatan itu bisa kita tafsirkan lebih luas. Bukankah masyarakat di sini juga kerap melakukan kekerasan atau penghakiman atas nama Tuhan dan agama,… Selengkapnya »Mencari Kuliah Gratis di Dunia Maya

          Ashadi Siregar, Guru Kehidupan Banyak Tokoh

            Ashadi Siregar, nama yang melegenda selama beberapa dasawarsa, Kamis (29/7) malam di Auditorium TVRI Pusat, Jakarta, benar-benar dikubak (dibedah) habis oleh kolega dan orang-orang yang pernah berguru kepadanya. Dalam acara Bincang-bincang Malam bertajuk ”Dari Kampus Biru Memperadabkan Publik” yang isinya adalah membedah buku Ashadi Siregar: Penjaga Akal Sehat dari Kampus Biru yang diluncurkan semalam, tiga nama sumber, Pemimpin Redaksi Prisma Daniel Dhakidae, Direktur Yayasan SET Garin Nugroho, dan budayawan Emha Ainun Nadjib, mengakui kehebatan Ashadi Siregar. Dipandu anggota Dewan Pers Agus Sudibyo, Dhaniel mengatakan sempat mempertanyakan kenapa pada judul buku ada kata penjaga akal sehat…, ”Padahal pekerjaan kami dulu merusak akal sehat. Tak pernah bermimpi dan berniat menjaga akal sehat.… Selengkapnya »Ashadi Siregar, Guru Kehidupan Banyak Tokoh

            Indonesia Raih Emas Kompetisi Matematika Korea Selatan

              Para pelajar Indonesia meraih satu medali emas, satu medali perak, dan satu medali perunggu pada Kompetisi Matematika Internasional atau International Mathematics Competition 2024 di Incheon, Korea Selatan, 25-29 Juli 2024. Mereka adalah Peter Tirtowijoyo Young, kelas VIII SMPK Petra 1 Surabaya, medali emas; Christa Lorenzia Soesanto, kelas VIII SMP Tirta Mertha BPK Penabur Jakarta, medali perak; dan Gusnadi Wiyoga, kelas VIII SMP Negeri 8 Yogyakarta, perunggu. Selain medali perorangan, tim Indonesia juga meraih medali perunggu untuk kategori kelompok. Sementara medali penghargaan diraih Ahmad Widardi, kelas VIII SMP Semesta Semarang. ”Pada kompetisi itu kontingen dari China juara umum,” kata Staf Ahli Khusus Menteri Pendidikan Nasional Bidang Komunikasi Media Sukemi, Kamis (29/7)… Selengkapnya »Indonesia Raih Emas Kompetisi Matematika Korea Selatan

              Mengembangkan Bahasa Tidak Perlu Pusat Bahasa

                Bahasa Indonesia dalam pengembangan dan pengayaannya tidak boleh hanya bergantung pada Pusat Bahasa. Bahkan, setiap individu yang peduli bisa turut serta mengembangkan bahasa Indonesia, terutama dalam menemukan beragam istilah atau kata. Demikian disampaikan Anton M Moeliono, Guru Besar Bahasa Indonesia dari Pusat Bahasa, dalam diskusi tentang bahasa jurnalistik yang digelar Forum Bahasa Media Massa (FBMM) bersama dengan Lembaga Kantor Berita Negara (LKBN) Antara di Jakarta, Kamis (29/7). Narasumber lainnya adalah Ketua Umum FBMM TD Asmadi dan Direktur Pemberitaan LKBN Antara Moehamad Saiful Hadi. Anton memisalkan frasa ’pasar swalayan’, yang adalah pengindonesiaan dari supermarket, bukan ditemukan dan disosialisasikan Pusat Bahasa. Kata itu—dan juga banyak kata baru lain—merupakan bagian dari upaya warga… Selengkapnya »Mengembangkan Bahasa Tidak Perlu Pusat Bahasa

                Perempuan Bisa Jauh Lebih Beringas Dari Laki Laki

                  Tak benar jika wanita disebut makhluk lemah. Dalam kondisi putus asa dan teraniaya, wanita bisa lebih garang dibandingkan dengan kaum pria. Contohnya Lilis Suryani (41), warga Desa Teluk Kemang, Sungai Lilin, Kabupaten Musi Banyuasin, Sumatera Selatan. Suaminya, Asarudin (46), mati oleh pisau yang dihunjamkan Lilis, Selasa (27/7). Kekerasan bertubi-tubi yang dialami Lilis membuat perempuan paruh baya itu menempuh jalan pintas untuk keluar dari penderitaannya. Jalan satu-satunya untuk lepas dari suami yang ringan tangan adalah menghabisi nyawa lelaki tersebut. Kesabaran Lilis habis ketika suaminya yang bekerja sebagai pencari ikan itu marah-marah dan memukulnya pada Selasa dini hari. Saat itu pula Lilis mengambil sebilah pisau dan menusukkannya ke tubuh suaminya. Asarudin tewas… Selengkapnya »Perempuan Bisa Jauh Lebih Beringas Dari Laki Laki

                  Bahasa: Jangan Nyampah Dikali

                    Jangan nyampah di kali!” begitu kata Gubernur Fauzi Bowo. Kelihatannya seperti tindakan berbahasa biasa saja. Padahal, ini penting. Mengapa? Pak Gub menggunakan bahasa yang akrab dengan masyarakat Jakarta, khususnya yang tinggal di tepi sungai. Perhatikan! Ia tidak mengatakan, ”Jangan membuang sampah di sungai.” Dalam kebijakan publik memang ada yang disebut dengan aspek afektif. Bahasa penduduk Jakarta nyampah dan kali akan langsung masuk ke dalam hati masyarakat kecil di Jakarta. Lebih dari itu, nyampah tak sepenuhnya sepadan dengan frase membuang sampah. Kata nyampah selain bernilai afektif, juga tak sekadar bermakna ’membuang sampah’. Nyampah bermakna ’mengotori dengan sampah’. Jadi, Pak Gub–tanpa ia tahu–telah menembak dengan dua peluru sekaligus: menggunakan bahasa dari kalangan… Selengkapnya »Bahasa: Jangan Nyampah Dikali

                    Kumpulan Puisi Akhir Pekan

                      Rumah, Gajah, dan Tanda Rumah-rumah batu. Berkapur putih, hijau, dan merah. Tersusun seperti undak-undakan. Undak-undakan ke puncak. Tempat tanah yang terpilih dikepalkan. Lalu ditiup pelan. Bergerak menjadi gajah yang keemasan. ”Jangan menangis, lihatlah gajah ini, bagaimana ia melenggang.” Dan teringatlah semua yang melihat itu pada kapal-kapal. Yang dulu berlabuh di dermaga. Bersama awan, sutra, kitab, dan sebutir delima yang berbiji permata. Juga pada si putri yang ditolak. Yang tiba-tiba lenyap sebelum mencelupkan kakinya ke pantai lagi. ”Tapi, bagaimana mesti merawat gajah? Di sini tak ada rumput?” Dan rumah-rumah batu terkesiap. Genting-gentingnya bergoyangan. Sedang di puncak, ya, di puncak, si pengepal sekaligus si peniup gajah itu asyik berebana. Matanya terpejam. Telinganya… Selengkapnya »Kumpulan Puisi Akhir Pekan