Lompat ke konten

Pendidikan

Spiritualitas Sastra Dan Suara yang Mencari dan Membebaskan

    Dalam salah satu cerpennya, Surga Anak-Anak, novelis nobelis Mesir, Najib Mahfûz, menggambarkan bagaimana agama yang gagap menghadirkan dirinya dalam masyarakat modern. Rasa gagap ini berakhir tragis: agama digugat oleh anak-anak. Agama—yang diwakili oleh sang ayah—belingsatan: seolah-olah mampu, padahal tak berdaya mempertanggungjawabkan kekuasaannya. Karena kehabisan kata-kata, sang ayah berusaha menunda persoalan: ”Engkau masih kecil, sayang; nanti kalau kau sudah besar, engkau akan mengerti …” atau ”Tidakkah kau sabar, sayangku, menunggu sampai engkau besar?” Seandainya sang anak mengikuti nasihat ayahnya, pengertian agama macam apa yang sedang menanti saat anak menjadi dewasa? Pengertian agama yang bikin sang ayah panik atau pengertian yang bisa membebaskan sang anak dari garis batas yang ditarik atas nama… Selengkapnya »Spiritualitas Sastra Dan Suara yang Mencari dan Membebaskan

    Benteng Terakhir Pertahanan Intelektualitas Republik Indonesia

      Dalam kurun serba uang dan kedudukan seperti sekarang, ada pertanyaan yang mendesak diajukan. Di manakah benteng terakhir asketisme intelektual kita? Ketika para intelektual merayap keluar dari ruang-ruang akademik dan mengabdi pada uang dan kedudukan, di manakah semangat artes liberal yang diabdikan pada kebaruan dan wawasan? Saat kepentingan intelektual sebangun dengan kepentingan pemodal dan politikus, di manakah integritas akademik bercokol? Surplus Satu hal yang patut menjadi kebanggaan kita, republik ini tak pernah kekurangan intelektual. Dalam satu tahun saja, ribuan master dan doktor dihasilkan. Sebagian melalui jalur universitas, sebagian lain melalui jalur partikelir. Berbagai lembaga donor asing berlomba membiayai para calon intelektual republik. Ada yang jelas-jelas berkepentingan, ada juga yang bersembunyi di… Selengkapnya »Benteng Terakhir Pertahanan Intelektualitas Republik Indonesia

      Balai Bahasa Masih Kurang – 10 Provinsi Tidak Miliki Balai Bahasa

        umlah balai bahasa dirasakan masih kurang. Dari 33 provinsi di Indonesia, hingga saat ini baru 17 provinsi yang memiliki balai bahasa dan lima provinsi yang mempunyai kantor bahasa. Padahal, keberadaan lembaga tersebut penting sebagai pusat informasi dan pengembangan bahasa Indonesia. ”Belum adanya balai bahasa di semua provinsi menyebabkan pengembangan bahasa, termasuk juga untuk pemetaan bahasa daerah, menjadi tidak optimal,” kata Kepala Pusat Bahasa Departemen Pendidikan Nasional Dendy Sugono di Jakarta, Selasa (16/9). DKI Jakarta tidak memiliki balai bahasa, tetapi ada Pusat Bahasa. Adapun 10 provinsi yang belum memiliki balai bahasa atau kantor bahasa adalah Kepulauan Riau, Bengkulu, Bangka Belitung, Banten, Gorontalo, Sulawesi Barat, Papua Barat, Maluku, Maluku Utara, dan Nusa… Selengkapnya »Balai Bahasa Masih Kurang – 10 Provinsi Tidak Miliki Balai Bahasa

        Kampanye Sekolah Gratis Melebihi Menarik Daripada Wajah Cantik Para Artis Yang Membosankan

          Kemenangan Alex Noerdin- Eddy Yusuf atau Aldy dalam Pilkada Sumatera Selatan setidaknya mencerminkan bahwa sebagian besar warga lebih tertarik pada program pemenuhan sekolah dan kesehatan gratis daripada popularitas sosok selebriti. Pasangan itu berhasil meraih suara pemilih sedikit lebih banyak dari Syahrial Oesman—yang berpasangan dengan presenter yang cukup populer di negeri ini, Helmy Yahya. Dalam Rapat Pleno Komisi Pemilihan Umum (KPU) Sumatera Selatan (Sumsel), Kamis (9/11), Aldy, yang selalu mengusung program sekolah dan kesehatan gratis dalam kampanyenya, ditetapkan sebagai pemenang pemilihan kepala daerah (pilkada). Mereka memperoleh 1.866.390 suara (51,40 persen). Rivalnya, Syahrial-Helmy (Sohe), mendapat 1.774.373 suara (48,60 persen), kalah tipis 122.017 suara. Aldy unggul di delapan dari 15 kabupaten/kota, antara lain… Selengkapnya »Kampanye Sekolah Gratis Melebihi Menarik Daripada Wajah Cantik Para Artis Yang Membosankan

          Sanksi Untuk Pelecehan Seksual Yang Dilakukan Oleh Kepala Sekolah SMA 2 Banguntapan Sudah Tepat

            Rekomendasi Badan Pengawas Daerah Kabupaten Bantul agar Kepala SMAN 2 Banguntapan dicopot dari jabatannya dinilai Komisi A DPRD Bantul sebagai langkah tepat. Komisi A juga memberikan apresiasi kepada Pemerintah Kabupaten Bantul karena sudah bertindak cepat dalam mengungkap kasus pelecehan seksual tersebut. Ketua Komisi A DPRD Bantul Aryunadi, Rabu (10/9), di kantornya, mengatakan rekomendasi sanksi tersebut sudah sesuai dengan ketentuan normatif yang berlaku. Pencopotan jabatan saya kira sudah merupakan sanksi berat sehingga diharapkan ada efek jera, tuturnya. Menurut Aryunadi, pihaknya belum menerima laporan rinci soal dugaan pelecehan seksual yang dilakukan Kepala SMAN 2 Banguntapan Susanto kepada anak didiknya. Meski belum menerima laporan, tetapi bila memang terbukti sanksi tersebut sudah sangat tepat.… Selengkapnya »Sanksi Untuk Pelecehan Seksual Yang Dilakukan Oleh Kepala Sekolah SMA 2 Banguntapan Sudah Tepat

            Periset Unggulan Indonesia Pergi Keluar Negeri Akibat Merasa Tidak Dihargai

              Sejumlah periset bidang unggulan pada Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia atau LIPI memilih hengkang ke luar negeri. Alasannya, mereka menilai perhatian pemerintah dalam menyediakan sarana dan prasarana penelitian sangat kurang sehingga penelitian tidak bisa berjalan optimal. ”Nyaris tidak ada iklim yang bisa mendorong lembaga-lembaga riset di Indonesia menjadi optimal. Keterbatasan dana riset tidak diatasi dengan mengoptimalkan kerja sama lintas lembaga riset yang ada,” kata Ines Irene Atmosukarto, yang sebelumnya menjadi periset pada Pusat Penelitian Bioteknologi LIPI. Dia sebelumnya mengembangkan riset unggulan untuk pembuatan vaksin flu burung. Sejak awal 2007, Ines hengkang ke Australia. Ia bekerja di sebuah perusahaan bioteknologi di Canberra yang bergerak di bidang penelitian pembuatan vaksin. Selama riset tiga… Selengkapnya »Periset Unggulan Indonesia Pergi Keluar Negeri Akibat Merasa Tidak Dihargai

              Mari Mengelola Anak Cerdas Indonesia Dengan Benar

                Khusus untuk anak-anak kita yang berprestasi cemerlang, yang telah mengharumkan nama bangsa dan negara dengan meraih medali emas dalam olimpiade berbagai cabang ilmu pengetahuan tingkat internasional, pemerintah akan memberikan beasiswa. Beasiswa itu dimaksudkan menuntut ilmu di universitas mana pun di seluruh dunia sampai mencapai gelar doktor. Kita patut bersyukur, pada tahun 2007 kontingen Indonesia berhasil memperoleh 51 medali emas dari berbagai olimpiade sains internasional. Suatu prestasi yang cemerlang dan membanggakan. Kalimat itu secara eksplisit dinyatakan Presiden Yudhoyono saat menyampaikan pidato kenegaraan dan keterangan pemerintah atas rancangan undang- undang tentang Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara tahun anggaran 2009 beserta nota keuangan pada 15 Agustus 2023. Apabila dicermati secara teliti dalam sejarah… Selengkapnya »Mari Mengelola Anak Cerdas Indonesia Dengan Benar

                SDN Wates Kulon Progo 4 Disiapkan sebagai Sekolah Rintisan Bertaraf Internasional RSBI

                  SDN Wates 4 disiapkan menjadi sekolah dasar pertama di Kulon Progo yang berstatus sebagai rintisan sekolah bertaraf internasional atau RSBI. Kendalanya adalah luas lahan bangunan yang dinilai sempit. Disampaikan Kepala Subdinas Pendidikan TK dan SD Kulon Progo Harminto, pengusulan SDN Wates 4 sebagai RSBI sudah dilakukan sejak permulaan tahun ajaran baru 2008/2009. SDN Wates 4 dinilai telah cukup memenuhi syarat karena memiliki sarana pendidikan dan tenaga pengajar yang berkualitas. Luas lahan dan bangunan sekolah yang tidak sampai 5.000 meter persegi, hanya separuhnya. Luas lahan menjadi syarat mutlak dari sekolah RSBI. Satu siswa diasumsikan membutuhkan ruang seluas 12,5 meter persegi, tutur Harminto di Wates, Rabu (3/9). Upaya penambahan luas lahan dan… Selengkapnya »SDN Wates Kulon Progo 4 Disiapkan sebagai Sekolah Rintisan Bertaraf Internasional RSBI

                  26.000 Anak TKI Tidak Mendapat Layanan Pendidikan

                    Sedikitnya 26.000 anak-anak tenaga kerja Indonesia yang ikut orangtuanya bekerja di perkebunan-perkebunan sawit di Negara Bagian Sabah dan Sarawak, Malaysia, tidak mendapat pelayanan pendidikan. Banyak anak-anak TKI yang berusia sekitar 13 tahun hingga saat ini tidak dapat membaca. Pemerintah Malaysia hingga saat ini membuat kebijakan tidak mengalokasikan anggaran untuk memfasilitasi pendidikan anak- anak TKI sehingga mereka tidak dapat masuk ke sekolah-sekolah Malaysia. ”Mereka tersebar di perkebunan-perkebunan sawit dan sejak berusia lima tahun sudah ikut bekerja memunguti biji sawit yang rontok. Sebagian besar tidak mengecap pendidikan sama sekali,” kata Khoerul Wajid, salah seorang guru tidak tetap yang diberangkatkan Pemerintah Indonesia tahun 2006 untuk mengajar anak-anak TKI, ketika ditemui di Jakarta, Rabu… Selengkapnya »26.000 Anak TKI Tidak Mendapat Layanan Pendidikan

                    Universitas Terbuka Masih Terkendala Teknologi dan Biaya

                      Belum semua mahasiswa Universitas Terbuka dapat memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi yang merupakan penunjang program belajar mengajar jarak jauh itu. Penggunaan internet masih sedikit karena keterbatasan infrastruktur dan terkendala kemampuan mahasiswa. Meski demikian, bagi para mahasiswa Universitas Terbuka (UT) yang sebagian besar guru SD yang tersebar hingga ke daerah terpencil, kehadiran UT amat penting untuk melanjutkan kuliah. Belum semua mahasiswa, yang sebagian besar guru, dapat mengakses fasilitas materi pembelajaran yang sama lantaran keterbatasan infrastruktur dan teknologi. Bahkan, banyak pula di antara mahasiswa yang belum mampu mengoperasikan komputer. Efendi, salah seorang mahasiswa UT di Kecamatan Liwa, Lampung Barat, Senin (1/9), menuturkan, pembelajaran mandiri yang dijalaninya hanya mengandalkan modul dan sumber belajar… Selengkapnya »Universitas Terbuka Masih Terkendala Teknologi dan Biaya