Lompat ke konten

Semester 3

Penyair Berperan Dalam Membentuk Budaya Bangsa

    Keberadaan penyair, seniman, dan sastrawan di Kabupaten Tanjungpinang, Provinsi Kepulauan Riau, dirasakan pemerintah setempat memberikan andil besar dalam pembangunan di bidang kebudayaan. Karena itu, berbagai kegiatan kesastraan selalu mendapat dukungan. ”Para penyair, seniman, dan sastrawan telah memberi arti bagi kemajuan pembangunan. Apalagi, Kota Tanjungpinang telah mencanangkan sebagai Negeri Pantun. Sebagai kota yang kental dengan kebudayaan Melayu,” kata Wali Kota Tanjungpinang Hajjah Suryatati A Manan, Kamis (28/8) di Tanjungpinang. Pemerintah Kota Tanjungpinang kerap menggelar kegiatan sastra-budaya. Terakhir adalah kegiatan Tarung Penyair Panggung, Rabu (27/8) malam, di Gedung Kesenian Aisyah Sulaiman, Tanjungpinang. Sepuluh penyair terkemuka yang berdomisili di Kota Tanjungpinang, seperti Machzumi Dawood, Tusiran Suseno, Hoesnizar Hood, Lawen Newal, Teja Alhabd, Bhinneka… Selengkapnya »Penyair Berperan Dalam Membentuk Budaya Bangsa

    Makna Libas Dalam Bahasa Indonesia Yang Diserap Dari Bahasa Batak

      Tampaknya proses pengayaan kosakata bahasa Indonesia banyak berasal dari bahasa asing, khususnya bahasa Inggris. Ini seiring dengan masuknya hasil teknologi modern dan perdagangan bebas. Komputer dengan kosakatanya seolah-olah sulit diterjemahkan dan diterima begitu saja oleh penggunanya. Ejaan Yang Disempurnakan telah mengatur pemasukan unsur serapan asing itu. Jika ada padanan kata yang tepat di dalam bahasa Indonesia, maka yang digunakan padanan kata itu. Bila tak ada, kata asing itu diserap dengan penyesuaian lafal dan penulisannya sesuai dengan pola pikir Indonesia, tetapi ciri asal kata asing itu masih dapat ditelusuri. Bagaimana dengan pemasukan kata ”asing” yang berasal dari bahasa suku? Adakah aturan untuk itu? Bahasa suku di Indonesia sebenarnya dapat jadi sumber… Selengkapnya »Makna Libas Dalam Bahasa Indonesia Yang Diserap Dari Bahasa Batak

      Husin Baca Puisi Empat Hari Empat Malam Dengan Berbekal Kopi Sebagai Obat Melek

        Mata Husin telah memerah, tapi ia tak berhenti membaca. Satu demi satu kertas puisi yang dipegangnya dia baca. Setumpuk kertas lainnya telah menunggu giliran di hadapannya. Sesekali pria 35 tahun ini mengalihkan pandangan ke arah jalan raya di depan restoran Pring Sewu, Tegal. Seakan ia berharap, arus lalu lintas Pantura yang padat membantunya mengurangi rasa kantuk. “Ini memasuki hari kedua,” kata Rosyad K.H., penyelenggara acara baca puisi empat hari empat malam, Ahad lalu. Menurut Rosyad, pembacaan puisi yang dilakukan Husin, selain sebagai uji kemampuan untuk masuk dalam catatan Museum Rekor-Dunia Indonesia, adalah bentuk sosialisasi khazanah puisi nasional. Rosyad juga menjelaskan, dalam aksi baca puisi ini, Husin membaca lebih dari 450… Selengkapnya »Husin Baca Puisi Empat Hari Empat Malam Dengan Berbekal Kopi Sebagai Obat Melek

        Akrobat Kata-kata, Kebohongan, dan F Rahardi

          Dalam acara Temu Sastra, Masyarakat Sastra Asia Tenggara di Palangkaraya, yang tidak dihadiri F Rahardi, saya menganjurkan—dan ini memang tugas saya karena saya diundang untuk itu—agar para pengarang muda tidak menghabiskan perhatian dan waktunya untuk main akrobat dengan kata-kata karena ada kecenderungan pada kaum muda—seperti saya waktu muda—untuk cenderung berakrobat dengan kata-kata (Kompas, 15/7). F Rahardi kemudian menulis tanggapan di media ini berdasarkan potongan ucapan saya yang dia ramu dengan imajinasinya sendiri. Tanggapan jenis itu pernah juga dia tulis mengenai pernyataan saya bahwa ”Sastra = kebohongan”. Nada kedua tulisannya sama, yaitu nada seorang penilik sekolah atau pertanian dengan fatwa-fatwa tegas: ”ini salah, itu kurang bagus, begini, begitu” kepada para guru… Selengkapnya »Akrobat Kata-kata, Kebohongan, dan F Rahardi

          Seni Media Elektronik Dan Buku Dinegeri Makmur

            Simposium Seni Elektronik Internasional Ke-14 (ISEA 2023) di Singapura berlangsung dari 25 Juli hingga 3 Agustus lalu. Hajatan seni ini menggelar puluhan karya berbasis teknologi media (baru), yang tersebar di sejumlah venue, seperti Museum Nasional, Substation, dan sekolah seni La Salle yang berarsitektur megah serupa lampion raksasa. Dari sesi konferensi, dibahas lebih dari 300 makalah. Menyoal internet yang mengintervensi (hacktivisme), feminisme di ruang maya, seni animasi, hingga hukum dan hak cipta digital. Paralel dengan itu, workshop seniman muda dunia diikhtiarkan oleh Yayasan Asia-Eropa (ASEF). Di sini, Togar (Yogyakarta) mencuri perhatian audiens melalui ”Karaoke Invader”, game multiplayer inovatif yang didasarkan picuan suara pemainnya. Dari plasa universitas manajemen, Venzha dan kelompok HONF… Selengkapnya »Seni Media Elektronik Dan Buku Dinegeri Makmur

            Sajak-sajak Nirwan Dewanto

              Telur Mata Sapi —untuk Sigmar Polke Hanya mata yang sudah menamatkan Biru samudra mampu menimbang Cangkang letih menggeletar ini. Hanya jari yang pernah bersengketa Dengan merah darah lancar meniti Lengkung seperti punggung iblis ini. Hanya jantung yang sesekali terperam Di gudang bawah tanah patut mengasihani Retakan yang menahan gelegak lendir ini. Hanya lukisan yang rela ditumbuhi Hijau lumut segera memisahkan Telur perempuan dari telur api. Hanya penyair yang tak juga selesai Menjelajahi luasan putih akan berpahala Lapar sejati di pusat kuning ini. Tapi hanya lidah yang sungguh jenuh Oleh garam pasti sanggup membuntuti Puisi pipih gosong di dulang kosong ini. (2023) Piring Terbang —untuk Mao Xuhui Rumah mereka berlabuh di… Selengkapnya »Sajak-sajak Nirwan Dewanto

              Pelanggan Tidak Pernah Keliru Sebuah Konsep Baru Dari Ritz Carlton

                ”Pelanggan tidak pernah keliru,” begitu nasihat Cesar Ritz kepada semua karyawannya. ”…dengarkan dengan tekun semua omelan mereka, catat apa saja keluhannya, tunjukkan simpatimu dan pastikan, jika dia nanti datang kembali, semua keluhan tersebut sudah harus kau jamin tidak akan pernah muncul.” Maka, terciptalah sebuah gold standard (standar pelayanan emas) yang dikenal dalam industri perhotelan dalam istilah ritzy atau putting on the ritz. Memang sulit dibayangkan, Cesar Ritz sanggup melahirkan sebuah istilah untuk mendukung terlaksananya standar pelayanan hotel berbintang. Anak seorang petani miskin yang lahir tahun 1850 di Niderwald, Swiss, sejak kecil dia tidak sama sekali punya potongan untuk bisa menjadi hotelier, mereka yang terjun dalam bisnis hotel. Setelah gagal dalam… Selengkapnya »Pelanggan Tidak Pernah Keliru Sebuah Konsep Baru Dari Ritz Carlton

                Ironi Negeri Penghasil Beras Bagai Tikus Mati Dilumbung Padi

                  Kupas Tuntas Soal Beras Judul: Ironi Negeri Beras Penulis: Khudori Penerbit: INSISTPress Cetakan: I, Juni 2023 Tebal: xvi+366 halaman Beras adalah kehidupan, kebudayaan, dan kedaulatan. Beras menjadi komoditas yang sangat strategis sehingga mampu memengaruhi berbagai aspek kehidupan manusia. Hasil utama sektor pertanian tanaman pangan ini merupakan makanan pokok bagi sekitar 96 persen penduduk Indonesia. Setidaknya 13 produk turunan beras dapat dinikmati masyarakat. Sebagai komoditas pokok, mau tidak mau kebutuhan beras harus terpenuhi. Sejauh kebutuhan pokok dapat terpenuhi, dinamika kehidupan masyarakat cenderung stabil. Tidak heran, ketika penguasa mampu mengontrol produksi beras, stabilitas politiknya akan terjaga. Uraian lengkap seputar perberasan dalam buku karangan Khudori ini melengkapi belasan buku lain yang mengulas tentang… Selengkapnya »Ironi Negeri Penghasil Beras Bagai Tikus Mati Dilumbung Padi

                  CERPEN: Ratap Gadis Suayan Oleh Damhuri Muhammad

                    Di mana ada kematian, di sana ada Raisya, janda beranak satu yang bibir pipihnya masih menyisakan kecantikan masa belia. Ia pasti datang meski tanpa diundang. Di dusun Suayan ini, kabar baik dihimbaukan, kabar buruk berhamburan. Maka, bilamana kabar kematian dimaklumatkan, orang-orang akan bergegas menuju rumah mendiang. Begitu pula Raisya. Tapi ia tidak bakal ikut-ikutan sibuk meramu daun serai, pandan wangi dan minyak kesturi sebelum jenazah dimandikan, tidak pula memetik bunga-bunga guna ditabur di tanah makam seperti kesibukan para pelayat perempuan. Raisya hanya akan mengisi tempat yang telah tersedia, di samping pembaringan mendiang, lalu meratap sejadi-jadinya, sekeras-kerasnya, sepilu-pilunya. Duduk, berdiri, melonjak-lonjak, menghentak-hentakkan kaki, berputar-putar mengelilingi jenazah sambil terus menyebut-nyebut dan memuji… Selengkapnya »CERPEN: Ratap Gadis Suayan Oleh Damhuri Muhammad

                    Bahasa Indonesia Ditentukan Oleh Siapa Yang Banyak Bicara dan Banyak Menulis Tanpa Mengikuti Kaidah Bahasa Indonesia Yang Benar

                      Bahasa selalu berkembang sesuai dengan kebutuhan masyarakat pemakainya, baik secara fisik maupun secara konsep. Perkembangan bahasa itu berlangsung baik sesuai dengan kaidah maupun menyimpang dari kaidah, anomali. Nah, proses ini berlaku pula untuk bahasa dan berbahasa Indonesia. Kita mengenal sebuah organisasi bernama Himpunan Kerukunan Tani Indonesia alias HKTI. Yang berhimpun tentulah manusia yang bertani. Mengapa bukan petani? Tani secara kaidah berdistribusi sebagai verbum dalam bentuk bertani. Mungkin pakar bahasa Indonesia akan mengatakan petani dan bukan tani dalam pengertian manusia atau orang yang bercocok tanam. Anomali pun terjadi pada kata wajib dalam frase wajib pajak. Kita sekarang mengenal nomor pokok wajib pajak atau disingkat NPWP. Wajib pajak itu manusia, orang. Yang… Selengkapnya »Bahasa Indonesia Ditentukan Oleh Siapa Yang Banyak Bicara dan Banyak Menulis Tanpa Mengikuti Kaidah Bahasa Indonesia Yang Benar