Lompat ke konten

Semester 4

Apakah UUD 1945 Di Amandemen Atau Emendemen?

    Beberapa pasal dalam UUD 1945 telah mengalami perbaikan sejak Reformasi bergulir di Indonesia. Media massa yang berbeda menyebut perbaikan itu dengan istilah yang berparak: pengubahan, perubahan, amandemen, dan amendemen. Dalam harian Kompas terbitan 12 Agustus 2002 dilampirkan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 dan Perubahannya, Dalam Satu Naskah. Tak seperti mereka yang berkecimpung dalam bidang perdagangan, sekalipun bahasa Indonesia telah dicanangkan sebagai bahasa persatuan sejak 1928, tampaknya para politisi belum menyiapkan kata yang tepat bagi pekerjaan besar yang telah dilakukan terhadap UUD 1945 ini. Maklum, reformasi terjadi tak disangka-sangka, sementara wacana terhadap perbaikan UUD 1945 telah ditutup sejak 1984 pada masa Soeharto. Pengguna pengubahan atau perubahan beralasan: mengapa kita… Selengkapnya »Apakah UUD 1945 Di Amandemen Atau Emendemen?

    Bahasa Indonesia Makin Diminati Oleh Orang Asing Dan Makin Ditinggalkan Oleh Orang Indonesia Karena Malu Berbahasa Indonesia

      Tingginya minat orang asing belajar bahasa dan budaya Indonesia harus disambut positif. Kalau perlu Indonesia menambah Pusat Kebudayaan Indonesia di sejumlah negara guna membangun saling pengertian dan memperbaiki citra Indonesia di mata dunia. Direktur Jenderal Informasi dan Diplomasi Publik Departemen Luar Negeri Andri Hadi mengemukakan hal itu ketika tampil pada pleno Kongres IX Bahasa Indonesia, yang membahas Bahasa Indonesia sebagai Media Diplomasi dalam Membangun Citra Indonesia di Dunia Internasional, Rabu (29/10) di Jakarta. ”Saat ini pengajaran bahasa Indonesia ada 45 negara, seperti Australia, Amerika, Kanada, Vietnam, dan banyak negara lainnya,” katanya. Mengambil contoh Australia, Andri Hadi menjelaskan, di Australia bahasa Indonesia menjadi bahasa keempat populer. Ada sekitar 500 sekolah yang… Selengkapnya »Bahasa Indonesia Makin Diminati Oleh Orang Asing Dan Makin Ditinggalkan Oleh Orang Indonesia Karena Malu Berbahasa Indonesia

      Sastra Melayu Tionghoa Atau Melayu Pasar Kini Terancam Punah

        Semakin sedikitnya masyarakat yang tidak membutuhkan sastra Melayu-Tionghoa atau yang juga dikenal dengan sastra Melayu Pasar membuat sastra ini ditinggalkan. Untuk itu, kalangan akademisi diharapkan melakukan penelitian untuk kembali menggeliatkan sastra yang berusia lebih dari 70 tahun itu. Demikian diungkapkan sastrawan Ajip Rosidi seusai diskusi tentang dialek Melayu-Tionghoa di Fakultas Sastra Universitas Diponegoro Semarang, Selasa (28/10). Ajip mengatakan, lebih dari 30 tahun, yakni sejak 1960-an, sastra Melayu Tionghoa mulai ditinggalkan. Baru setelah tahun 1998 sastra ini kembali diperhatikan. ”Sebenarnya tidak ada larangan dari pemerintah atau dari siapa pun untuk menggunakan sastra ini. Hanya, seiring dengan berkembangnya kebudayaan, masyarakat penggunanya juga semakin berkurang,” kata Ajip. Hingga tahun 1960, Ajip menyebutkan ada… Selengkapnya »Sastra Melayu Tionghoa Atau Melayu Pasar Kini Terancam Punah

        Kebanggaan Pada Bahasa Indonesia Mulai Menurun

          Perilaku berbahasa masyarakat selama ini kurang menempatkan bahasa nasional sebagai tuan rumah di negeri sendiri. Rasa bangga terhadap bahasa Indonesia yang telah menempatkan bahasa itu sebagai lambang jati diri bangsa Indonesia telah menurun yang bisa terlihat banyak anak muda dikota besar yang berbicara bahasa inggris cas cis cus keras-keras dengan temannya dengan rasa bangga. ”Masyarakat memilih penggunaan bahasa asing atau bahasa daerah yang tidak pada tempatnya,” kata Menteri Pendidikan Nasional Bambang Sudibyo di hadapan sekitar 1.100 peserta Kongres IX Bahasa Indonesia, Selasa (28/10) di Jakarta. ”Negara-negara maju, seperti Jerman dan Jepang, membangun bangsanya melalui politik identitas walau negaranya hancur lebur akibat perang. Jepang membangun jati dirinya melalui pengutamaan penggunaan bahasa… Selengkapnya »Kebanggaan Pada Bahasa Indonesia Mulai Menurun

          Ideologi Bahasa Indonesia Menjadi Bahasa Pemersatu Karena Berasaskan Demokrasi Yang Egaliter dan Tidak Mengenal Tingkat Tutur

            Setiap penggunaan bahasa bersifat ideologis. Bahkan, bahasa adalah ideologi. Itulah pandangan para linguis kritis, seperti Volosinov, Bakhtin, Foucault, Fairclough, Wodak, Kress, Hodge, dan Van Dijk. Dalam hal ini, ideologi adalah gagasan atau keyakinan yang commonsensical (sesuai akal sehat) dan tampak normal. Gagasan atau keyakinan itu telah menjadi bawah sadar masyarakat. Maka, jika masyarakat tidak menyadari ideologi (dalam) bahasa yang dipakainya, itu membuktikan ideologi sedang efektif bekerja. Bahasa Indonesia pun bersifat ideologis. Ideologi itu mengenai penentuan bahasa Indonesia sebagai bahasa persatuan (Sumpah Pemuda 28 Oktober 1928) dan bahasa negara (UUD 1945 Pasal 36). Saat para tokoh pemuda mengikrarkan butir ketiga Sumpah Pemuda, mereka digerakkan ideologi kebangsaan yang demokratis dan egaliter. Maka,… Selengkapnya »Ideologi Bahasa Indonesia Menjadi Bahasa Pemersatu Karena Berasaskan Demokrasi Yang Egaliter dan Tidak Mengenal Tingkat Tutur

            Jembatan Budaya dan Konferensi Warisan Dunia

              Gelaran World Heritage Cities (WHC) Conferences atau konferensi kota-kota warisan dunia diharapkan mampu menciptakan jembatan budaya antara Indonesia dengan negar-negara di dunia. Hal tersebut disampaikan Menteri Kebudayaan dan Pariwisata, Jero Wacik, dalam pembukaan World Herritage Cities (WHC) Conferences IV di Solo, Sabtu. Menurut dia, forum ini diharapkan mampu menciptakan `jembatan` yang indah antara Indonesia dengan berbagai negara di dunia. Dengan jembatan budaya yang kuat, menurut dia, diharapkan juga dapat menciptakan kerja sama dengan negara-negara di dunia. “Indonesia tidak ingin cari musuh, tetapi cari teman,” katanya. Sebanyak 37 negara sudah dipastikan hadir dalam kegiatan ini, yang terdiri dari 350 delegasi kota dari dalam dan luar negeri. “Sekitar 2.000 hingga 3.000 peserta… Selengkapnya »Jembatan Budaya dan Konferensi Warisan Dunia

              Menggugah Sastra Indonesia Melalui Remaja Dengan Lomba Menulis Cerita Pendek Cerpen

                Kendati karya sastra dewasa ini disebut-sebut sedang dalam posisi terpuruk, Pusat Bahasa masih gigih menggugah minat kaum muda untuk mendalaminya, antara lain dengan menyelenggarakan lomba penulisan cerita pendek untuk pelajar SMP dan SMA. “Tahun 2023 adalah tahun bahasa dan dalam peringatan 60 tahun Bahasa Indonesia, kami juga mengingatkan kembali bahasa sastra adalah bagian dari Bahasa Indonesia. Jadi, peringatannya adalah bahasa dan sastra,” ujar Kepala Pusat Bahasa Dr Dendy Sugono. Penilaian terhadap cerpen karya peserta dari seluruh Indonesia sudah dilakukan dan hasilnya akan diumumkan pada puncak peringatan Tahun Bahasa yaitu pada 28 Oktober 2023 bertepatan dengan pembukaan Kongres IX Bahasa Indonesia di Jakarta. Dari naskah-naskah cerpen yang masuk, terdilihat minat remaja… Selengkapnya »Menggugah Sastra Indonesia Melalui Remaja Dengan Lomba Menulis Cerita Pendek Cerpen

                Membaca Bencana Finansial Krisis Finansial Global dengan Kacamata Indonesia

                  Tanpa terasa krisis ekonomi tahun 1998 besar kemungkinan akan terulang kembali dan mengancam negara berkembang, termasuk Indonesia, dengan terjadinya krisis keuangan global yang dipicu masalah kredit perumahan kualitas rendah (”subprime mortgage”) di Amerika Serikat. Saat terjadi krisis finansial Asia 1998, sulit menemukan buku dan publikasi yang ditulis ekonom atau ahli dari Indonesia sendiri. Hampir seluruh analisis dan pembahasan tentang krisis hanya dapat diperoleh dari penulis asing, terutama yang berkaitan dengan lembaga internasional seperti IMF atau Bank Dunia. Barulah beberapa tahun setelah krisis bermunculan buku dan publikasi yang baik di dalam negeri. Dalam konteks ini, terbitnya buku yang ditulis ekonom Indonesia seperti A Prasetyantoko ini menjadi sangat faktual dan relevan. Waktu… Selengkapnya »Membaca Bencana Finansial Krisis Finansial Global dengan Kacamata Indonesia

                  Mangku Sitepoe, Bukan Dokter Biasa, Corat-coret Anak Desa Berprofesi Ganda

                    Judul: Corat-coret Anak Desa Berprofesi Ganda Penulis: Mangku Sitepoe Penerbit: Kepustakaan Populer Gramedia Cetakan: I, Agustus 2023 Tahun 1978, saat dilantik sebagai dokter umum, disebutkan bahwa Mangku merupakan dokter hewan yang sekaligus berprofesi sebagai dokter umum pertama di Indonesia. Mangku diakui sebagai salah satu ahli zoonosis, ahli penyakit infeksi yang terjadi secara alami antara hewan dan manusia. Menjalani profesi ganda, selain memberikan kebahagiaan ternyata juga menimbulkan kerepotan. Sebuah kejadian lucu pernah dialaminya. Suatu saat, karena kehabisan buku resep untuk pasien orang, Mangku menulis resep pada kertas resep untuk pasien binatang. Terjadilah insiden kecil di apotek saat petugas apotek memanggil si pasien dengan nama anjing. Si pasien protes karena menjadi bahan… Selengkapnya »Mangku Sitepoe, Bukan Dokter Biasa, Corat-coret Anak Desa Berprofesi Ganda

                    Bangsa Indonesia Bangsa Sungai

                      Nenek moyangku orang pelaut. Begitu lirik pembuka sebuah lagu anak-anak. Benarkah nenek moyang kita pelaut? Benarkah kita bangsa bahari? Kamus Besar Bahasa Indonesia menjelaskan lema bahari sebagai adjektiva yang berarti dahulu kala, kuna, tua sekali; indah, elok sekali; serta sebagai nomina dengan makna mengenai laut, bahri. Mau bukti bahwa kita memang bangsa pelaut? Tak perlu mengobrak-abrik KBBI. Buka saja lema tiang dan layar. Akan terbukti bahwa nenek moyang kita berhubungan dengan perahu dan pelayaran. Tiang dijelaskan sebagai ’tonggak panjang yang dipasang di perahu atau kapal’. Ada kapal dua tiang, ada tiang agung, tiang topang. Layar dijelaskan sebagai kain tebal yang dibentangkan untuk menadah angin agar perahu (kapal) dapat berjalan (laju).… Selengkapnya »Bangsa Indonesia Bangsa Sungai