Lompat ke konten

Semester 4

Fiksimini Tak Sekadar 140

    @nkongParto: Siapa cepat dia dapat finish. Di garis finish telah menanti malaikat maut dengan peraturan baru. @LVCBV: KOMAT KAMIT. Merapal jawaban. Gadis manis di sampingnya memonyongkan bibir, ”Buruan contekannya!” Membaca ”kicauan” singkat serupa itu kerap menimbulkan senyum. Repotnya, karena lebih banyak dinikmati secara personal dari perangkat selular cerdas, jadilah pembacanya senyum-senyum sendiri. Dengan meluasnya pemanfaatan jejaring sosial di dunia maya, komunitas-komunitas baru terbentuk. Salah satunya Fiksimini di Twitter. Fiksi tapi supermini. Kilatan singkat yang tamat dalam 140 karakter saja. Penulis Fiksimini pun beragam, meskipun kebanyakan berasal dari pecinta membaca dan menulis. Yudith (39), misalnya, membaca dan menulis Fiksimini untuk mengisi waktunya sebagai anggota Bhayangkari. Selain itu, lulusan Sastra Inggris Sekolah… Selengkapnya »Fiksimini Tak Sekadar 140

    Monolog: Kembali pada Kesederhanaan Butet Kartaredjasa

      Pentas monolog Butet Kartaredjasa (49) telanjur dicap sebagai pentas yang heboh, penuh kritik terhadap isu-isu aktual politik, dan bikin penonton ”ger-geran.” Kini, aktor asal Yogyakarta itu mencoba menekuni monolog sederhana yang lebih menonjolkan kemampuan keaktoran. Usaha itu diterapkan pada pentas monolog ”Kucing” di Graha Bhakti Budaya, Taman Ismail Marzuki (TIM), Jakarta, 30-31 Oktober, kemudian di Concert Hall Taman Budaya Yogyakarta, 3-4 November. Pentas serupa bakal digelar keliling di beberapa kota di Indonesia. Naskah karya Putu Wijaya ini digarap sutradara Whani Darmawan dan tata musik Djaduk Ferianto. Setidaknya semangat kesederhanaan itu tecermin pada tata panggung, musik, cerita, serta permainan Butet yang lebih bersahaja. Panggung disulap jadi rumah biasa. Ada teras, meja,… Selengkapnya »Monolog: Kembali pada Kesederhanaan Butet Kartaredjasa

      Esai: Diksi

        Kata-kata dalam sebuah puisi kadang kala, atau malah sering kali, tampak membedakan diri dari wicara sehari-hari. Puisi datang dan menghadirkan pemandangan yang tak biasa atas dunia, lewat kombinasi kata (dengan segenap citra dan bunyi yang disarannya) yang membangkitkan suatu momen yang intens dan unik dalam bahasa. Mungkin kata-kata itu membawa kita mendaki tinggi dan memandang hamparan yang jauh dan melenyap di kaki langit. Atau tiba-tiba kita seperti berdiri di dasar jurang yang teduh dan curam, menyaksikan lebat belukar dan barisan panjang semut rangrang. Mungkin pula kita serasa terdampar di antah berantah, atau di sebuah dunia yang kelam dan genting dirundung petaka. Atau mungkin kita sekadar dituntun ke sebuah sudut di… Selengkapnya »Esai: Diksi

        Cerpen: Ikan Terbang Kufah

          Kau tak tahu di mana tubuh Kufah, Kiai Siti, Zaenab, dan ikan-ikan terbang itu menghilang bukan? Triyanto Triwikromo KUFAH tidak percaya pada akhirnya orang-orang kota benar-benar akan menghancurkan makam Syeh Muso yang menjulur di ujung tanjung yang dikepung oleh hutan bakau dan cericit ribuan bangau. Mereka akan membangun resor di kampung penuh ikan terbang itu. Kufah keberatan bukan karena nisan Syeh Muso sering menguarkan cahaya hijau yang menyilaukan mata, tetapi jika sewaktu-waktu tanjung itu turut dilenyapkan, ia tidak akan bisa berlama-lama memandang bulan sambil mengecipakkan kaki di kebeningan air laut yang jika pasang tiba, kerap mengempaskan segala benda tak terduga. Kadang-kadang, kau tahu, saat bermain bersama perempuan-perempuan kencur lain, Kufah… Selengkapnya »Cerpen: Ikan Terbang Kufah

          Resensi Buku: Sepeda Potret Segala Zaman

            Selain mengayuh, menikmati desainnya merupakan hal yang menyenangkan tentang sepeda. Buku ini bercerita mengenai sepeda dengan fokus pada masalah desain, termasuk paparan mengenai proses membuat desain sepeda serta kiat bagaimana membuat desain sepeda yang baik. Bicara sepeda tentu harus juga menyinggung perjalanan sejarahnya yang sudah dua abad menjadi alat perjalanan manusia. Sejarah sepeda dalam buku ini dibahas semenjak perkembangan desain sepeda, mulai dari bentuk awal yang serba kayu, diciptakan Karl Drais di Jerman pada 1817 yang belum menggunakan pedal. Saat itu, untuk melaju, pengendara menjejakkan kakinya pada tanah agar roda bergerak. Sepeda dengan pengayuh yang dipasang pada as roda depan mulai muncul pada 1839 lewat karya MacMillan dari Skotlandia dan… Selengkapnya »Resensi Buku: Sepeda Potret Segala Zaman

            Cerpen: Mendongeng Itu Tidak Asyik

              DUHHH… hati Febe kebat-kebit menghadapi tugas pertamanya. Malam ini Mama meminta mendongeng bagi Oldrin. Biasanya Mama yang mendongeng untuk adik. Tetapi berhubung Mama sedang dirawat di rumah sakit dan Papa menunggui Mama, Febe diminta mendongeng untuk Oldrin, adik laki-laki yang berumur tujuh tahun. Febe akhirnya bersedia menggantikan tugas Mama. Febe sibuk mencari cerita yang mau dia dongengkan. Dongeng apa ya, Putri Salju, Putri Cinderella, Bawang Merah dan Bawang Putih? Dongeng yang diingat semua tentang putri, tentu tidak cocok untuk Oldrin. ”Ayo, Kak,” Oldrin merengek tak sabaran. ”Ya, sekarang Oldrin dengar ya, Kak Febe mau mulai nih,” katanya buru-buru. ”Pada zaman dulu…” ”Zaman dulu itu kapan, Kak? Waktu Oldrin belum lahir… Selengkapnya »Cerpen: Mendongeng Itu Tidak Asyik

              Bedah Buku: Indonesia Merupakan Pusat Dunia dan Awal Peradaban Dunia

                Sejumlah ilmuwan asing meyakini Indonesia sebagai awal peradaban dunia. Teori yang tentu saja menimbulkan pro-kontra di dunia ini semestinya menjadi referensi Indonesia untuk mengkaji lebih lanjut teori peradaban manusia modern. Teori baru bahwa Indonesia sebagai awal peradaban manusia itu berdasarkan buku Eden in The East atau Surga di Timur, Benua yang Tenggelam di Asia Tenggara karya Profesor Stephen Oppenheimer dari Universitas Oxford, Inggris. Indonesia sebagai sumber segala peradaban besar di dunia juga dikemukakan ilmuwan Brasil, mendiang Profesor Arysio Santos, dalam karyanya, Atlantis, The Lost Found Continent Finally Found atau Indonesia Ternyata Tempat Lahir Peradaban Dunia. Pembahasan untuk mencermati penelitian yang menyebutkan bahwa Indonesia merupakan awal peradaban dunia yang dimulai dari… Selengkapnya »Bedah Buku: Indonesia Merupakan Pusat Dunia dan Awal Peradaban Dunia

                Menteri Maruarar Sirait Sumbang Tanah 2,5 Hektar Untuk Bangun Rumah Masyarakat Berpenghasilan Rendah

                  Menteri Perumahan dan Kawasan Permukiman (PKP) Maruarar Sirait akan menyumbangkan 2,5 hektare tanah miliknya di Tangerang. Tanah tersebut akan dibangun perumahan oleh pengembang Agung Sedayu. Pria yang akrab disapa Ara itu mengumumkan akan mengundang pengusaha untuk menghadiri groundbreaking pembangunan perumahan Di Tangerang pada tanggal 10 November 2024 mendatang. “Saya mulai dari diri sendiri sebagai menteri 10 November saya akan undang pengusaha. Saya berikan 2,5 hektare tanah saya di Tangerang. Dan yang membangun pengusaha yang lain, bangunannya dan juga isinya,” ujar Ara dalam paparan di Diskusi Tiga Juta Rumah di Auditorium PUPR. Hal itu dilakukannya sebagai contoh kontribusi dalam pembangunan 3 juta rumah. Ia mengajak semua pihak untuk ikut gotong royong… Selengkapnya »Menteri Maruarar Sirait Sumbang Tanah 2,5 Hektar Untuk Bangun Rumah Masyarakat Berpenghasilan Rendah

                  Pembayaran Tunjungan Guru Oleh Pemerintah Daerah Banyak Potongan Dan Sering Terlambat

                    Pembayaran tunjangan profesi guru yang mulai tahun ini diserahkan kepada pemerintah kota/kabupaten kacau dalam pelaksanaannya. Uang tunjangan yang besarnya satu kali gaji pokok tersebut terlambat, tidak dibayar penuh, dan dipotong oleh pihak tertentu. Pembayaran tunjangan profesi guru tersebut diberikan kepada guru yang sudah lolos sertifikasi. Adapun guru pegawai negeri sipil (PNS) yang belum lolos atau sedang dalam proses sertifikasi, dijanjikan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono mendapat tambahan penghasilan Rp 250.000 per bulan mulai Januari 2009. Kenyataannya, guru tidak mendapatkan tunjangan penuh. Persoalan kacaunya pembayaran uang tunjangan sertifikasi dan uang tambahan penghasilan itu mengemuka dalam diskusi para guru dari berbagai wilayah di Indonesia dengan Koalisi Pendidikan di Jakarta, Kamis (28/10). Program sertifikasi… Selengkapnya »Pembayaran Tunjungan Guru Oleh Pemerintah Daerah Banyak Potongan Dan Sering Terlambat

                    Koran Tempo Mendapat Predikat Media Massa Pengguna Bahasa Indonesia Terbaik

                      Pusat Bahasa, Kementerian Pendidikan Nasional, Kamis (28/10) di Jakarta, dalam puncak acara Bulan Bahasa dan Sastra, mengumumkan 10 media massa pengguna bahasa Indonesia yang baik tahun 2024. Harian Kompas menempati peringkat kedua setelah Koran Tempo di peringkat pertama. Peringkat ketiga pengguna bahasa Indonesia yang baik adalah Media Indonesia. ”Penilaian penggunaan bahasa Indonesia yang baik di media massa rutin digelar setiap tahun, memperingati Bulan Bahasa dan Sastra. Diharapkan, penggunaan bahasa Indonesia oleh media massa dari tahun ke tahun semakin baik sehingga juga berdampak baik kepada masyarakat pembaca,” kata Koordinator Intern Pusat Bahasa, Kementerian Pendidikan Nasional, Yeyen Maryani. Sepuluh media massa pengguna bahasa yang baik, berturut-turut sesuai peringkatnya, yaitu Koran Tempo (Jakarta),… Selengkapnya »Koran Tempo Mendapat Predikat Media Massa Pengguna Bahasa Indonesia Terbaik